Lihat ke Halaman Asli

Bantu UMKM Surabaya dengan Terapkan Keilmuan Komunikasi

Diperbarui: 29 Juni 2022   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilik UMKM sinom Mbak Lilik dan mahasiswi Untag (ber alma mater). Sumber dokumen pribadi 2022

Berawal dari kemampuan intelektual komunikasi selama masa perkuliahan dan didukung dengan gemarnya mengoperasikan aplikasi desain secara ringan, mahasiswi asal Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya ini rupanya mampu untuk ikut andil dalam membantu konsentrasi branding produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sinom Mbak Lilik beserta digitalisasi medianya.

Rupanya dilatarbelakangi oleh pesatnya keberadaan dan pendapatan UMKM beberapa tahun ini yang tidak dapat dihindarkan dari masyarakat. Lalu, hal tersebut ternyata berhasil menumbuhkan inisiatif mahasiswi asal Surabaya tersebut dalam mengangkat tema mengenai “Branding Produk dan Digitalisasi Pemasaran UMKM”.

Tidak hanya itu, temuan hasil lapangan menyatakan ternyata terdapat adanya masalah terhadap pelaku (mitra) terkait pengembangan UMKM. Desa Kutisari merupakan salah satu wilayah yang memiliki banyak pelaku UMKM. Mereka dirasa kurang mampu bersaing dikarenakan kurangnya branding dan pemasaran produk. Masalah yang ditemukan pada mitra terkait produk berupa minuman sinom semakin hari kalah saing dengan produk UMKM lainnya.

Jika umumnya setiap pelaku UMKM menjualkan produknya hanya sekedar dititipkan pada kios-kios kecil dan koperasi tanpa memperhatikan brand awareness kepada masyarakat, ternyata hal yang sama juga dilakukan oleh Mbak Lilik yang sudah bergelut selama kurang lebih 33 tahun di dunia UMKM.

“Sepengetahuan saya, sinom Mbak Lilik sudah berjualan sejak saya kecil. Memang minuman yang banyak digemari banyak warga sekitar Kutisari ini belum memiliki logo untuk brand-nya dan pemasarannya juga hanya dari mulut ke mulut. Jadi, sayang sekali kalau pemasaran sinom Mbak Lilik hanya berjualan biasa saja ala kadarnya padahal jualannya beliau itu punya potensi.” Ujar mahasiswi Ilmu Komunikasi Untag, Rossi Qurratul Aini.

Saat ditelisik lebih lanjut, ternyata pembuatan brand logo dan bantuan untuk digitalisasi pemasaran melalui Instagram sinom Mbak Lilik juga sekaligus diangkat menjadi landasan dalam program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) secara mandiri yang diadakan oleh kampus.

Inovasi pembuatan logo pada produk dan pembuatan akun media sosial Instagram dijadikan Rossi sebagai alat sarana pemasaran digital sekaligus menciptakan brand awareness kepada masyarakat yang lebih luas untuk membantu dan memberikan sosialisasi tentang pemasaran produk secara digital serta pentingnya branding pada produk.

Selama kurun waktu 12 hari yang dimulai dari tanggal 2 hingga berakhir di 13 Juni 2022, kegiatan ini dilakukan di Kutisari Selatan, RT 03/RW 03, Kec. Tenggilis Mejoyo, Surabaya, Jawa Timur yang sekaligus menjadi tempat produksi dari sinom Mbak Lilik.

“Saya merasa berterima kasih dan senang karena dibantu dalam pembuatan logo juga Instagram. Ya saya juga menyadari kalau saya ini gaptek karena faktor usia dan kurang pemahaman tentang hal-hal seperti itu.” Tegas Mbak Lilik.

Peran generasi muda seperti inilah yang saat ini diharapkan perlu adanya realisasi secara nyata, inovatif, kreatif, dan keberlanjutan untuk diperbantukan dalam masyarakat sehingga mampu mendongkrak UMKM agar dapat berjalan lebih optimal dari sebelumnya, khususnya pelaku UMKM yang masih tertinggal oleh perkembangan teknologi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline