Lihat ke Halaman Asli

Stevanify

Tour Guide

Perkenalan Obyek Sejarah di Museum History of Java dengan Teknologi Augmented Reality (AR)

Diperbarui: 3 Juli 2023   17:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Museum History of Java

Teknologi Augmented Reality (AR) di Museum History of Java dirancang sebagai media pengenalan obyek sejarah melalui aplikasi ponsel android. Keunikan 3D Augmented Reality (AR) ini salah satu cara perkenalan suatu obyek materi sejarah yang akan memancing rasa ingin tahu anak-anak. 

Sebut saja contoh Augmented Reality manusia purba virtual berhadapan kita di dunia nyata. Untuk anak-anak usia dini memasuki ruang virtual ponsel ini tentu harus dalam pengarahan orang dewasa. Terutama setelah melakukan download aplikasi "History of Java AR".

Apabila kita mengacu pada teori Piaget dalam Slamet Suyanto (2005:55) perkembangan kognitif dapat dimulai sejak usia TK yang berada pada tahap praoperasional. 

Pada tahapan inilah anak-anak mulai menunjukkan proses berfikir yang jelas serta mengenali beberapa simbol, tanda, bahasa dan gambar. Menurut prinsip pembelajaran anak usia dini, suatu stimulasi melalui teknologi baru dengan gambar akan dapat menstimulasi ketertarikan pada obyek, terutama bermuatan sejarah dan budaya.

Augmented Reality merupakan teknologi modern untuk menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata kemudian memproyeksikan benda maya tersebut dalam waktu nyata. Disini Augmented Reality hanya menambahkan atau melengkapi kenyataan.

Foto ; Museum History of Java

Sebagai solusi teknologi digital terbaru tentunya ponsel dengan aplikasi AR akan menjadi perangkat media untuk bermain obyek 3D bergerak dan bersuara. Namun berbeda dengan permainan interaktif yang biasanya, teknologi ini mengharuskan adanya interaksi antara perangkat dengan benda nyata, seperti papan keterangan museum.

Tentu saja hal ini solusi bagi daya imaginative anak terhadaop kesejarahan daripada mereka hanya memandangi layar ponsel seharian untuk bermain game atau menonton video pada umumnya. Sebab, dalam permainan teknologi AR, anak diharuskan untuk berinteraksi dengan dunia nyata dan dunia digital. 

Dengan cara demikian bukan hanya kemampuan kognitif yang terasah, tapi juga kemampuan motorik. Oleh karena itu, ketika berkunjung ke museum, anak dapat diajak berinteraksi dengan teknologi AR beserta seluruh obyek menarik di dalamnya.

Museum History of Java

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline