Perjalanan tegapnya Kerajaan Demak terikat kuat dengan perluasan ajaran Islam di Tanah Jawa. Terlebih lagi semasa Kerajaan Majapahit perlahan runtuh sekitar abad ke-16. Saat itu Demak segera menjelma sebagai Kerajaan Islam pertama di Jawa. Raden Patah, putra kandung Brawijaya V dari akhir Majapahit, berdiri menjalankan tahta Demak. Beliau bersama-sama Walisongo menegakkan Islam yang damai melalui jalan kebudayaan, pendidikan, serta perdagangan.
Sekilas cerita tentang Kerajaan Demak ini merangkai catatan sejarah Islam, baik yang tertulis maupun terlisankan, pada ruang koleksi Museum History of Java. Terutama sepanjang lorong ketiga saat pengunjung Museum memasukinya bersama Guide Museum. Lorong koleksi sebelumnya bertutur tentang sejarah peradaban Tanah Jawa hingga Kerajaan Hindu-Buddha di penjuru Jawa.
Nah, secara khusus catatan ini akan mengulas serangkai kisah singkat Kerajaan Demak. Terutama tiga hal menarik yang dapat diceritakan oleh Story Teller Museum Jawa di Yogyakarta ini.
1. Mengenal Raden Patah
Raden Patah seorang putra Prabu Brawijaya V dari kerajaan Majapahit dengan seorang selir putri Cina bernama Siu Ban Ci. Singkat cerita, Ibunda Raden Patah diserahkan kepada seorang pemimpin Palembang, Arya Damar. Raden Patah tumbuh dewasa dengan menganut ajaran Islam. Hingga akhirnya setelah dewasa beliau pulang ke Tanah Jawa. Raden Patah pun berguru pada Sunan Ampel. Sebelum akhirnya menjumpai ayah kandungnya, Brawijaya V. Serta kemudian hari mendirikan Kerajaan Demak tepat setelah keruntuhan Majapahit di awal abad ke-16.
2. Augmented Reality Masjid Agung Demak
Masjid Agung Demak dibangun dibangun oleh Raden Patah serta dibantu para Walisongo pada abad ke-15 Masehi. Masjid ini termasuk yang tertua di Indonesia. Lokasinya berada di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Menurut cerita, Masjid Agung Demak dahulunya adalah tempat berkumpulnya Walisong, sehingga Demak mendapat sebutan kota wali.