Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Ihwan Kamil

apatis bersuara

Ego yang Belum Purna

Diperbarui: 5 Januari 2022   07:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Merangakak dalam diam, bersembunyi segala angan yang terpendam, terpental dalam-dalam bersama ribuan asa yang terbungkus bayangan. Biarkan angin menari, menikmati waktu yang tak kunjung sepi. Meraih segala usaha untuk tetap terbaca. Mencuri waktu di tiap hembusan nafas yang tersengal. Mengalah demi ego yang belum purna.
..
Hai waktu, bisakah kau merangkak pelan, menikmati angin malam yang kebiruan. Atau suara binatang yang kesepian. Atau bisakah kau menunggu di depan jalan yang alpa akan keramaian.
..
Rumah-rumah menjadi lukisan menarik di mata para roman yang hampir kaku. Hiasan langit yang kebiruan tak lagi tertawa, diam membisu di awan durjana yang lupa aksara. Seni menjadi mati, ditertawai zaman, dilompati arloji yang hampir mati. Deburan suara tak berkesudahan melintas keras di telinga, berbisik pelan berkata tegas. "Habislah kau habis maka kau akan mulai sekali lagi".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline