Lihat ke Halaman Asli

Occe Idaman

Maria, Kau adalah sebait puisi yang ditulis hujan pada debu. Penyairmu adalah rindu.

Daun-daun Layu

Diperbarui: 24 Juni 2020   08:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bawah cahaya rembulan yang samar-samar kelam

Aku terpagut oleh mimpi yang kian suram

Muram, masam, lebam

Bendera di lanteraku padam

Terseok-seok aku melangkahkan muramku pada sekulum senyum yang terpancar dari matamu dan mengulurkan suramku pada seberkas cahaya purnama yang lahir di bawah lidahmu

Ternyata kau sambut aku dengan bibir yang gemetar kelam

Aku masih di sini, di antara barisan suara yang enggan terlelap

Aku berdiri menancapkan bendera sukmaku di atas palung air mata hingga engkau gugur bersama dedaunan yang layu

Dan seiring dengan itu, kan kutabuhkan suaraku yang telah bertahun-tahun kau pasungkan di bawah selangkangmu

Aku adalah selembar suara

Yang disulam benang sukma

Dan jarum yang berduka

Pada altar rindu yang lara                                                                             




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline