Lihat ke Halaman Asli

Ucapan Terakhir untuk Adikku

Diperbarui: 7 Mei 2019   10:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rindu kamu

Isi:

Aku sendiri tak pernah peduli akan kapan hari jadiku, bukan hal aneh bagiku mendengar kata ulang tahun, dari perkata saja sudah jelas ulang berarti mengulang dan tahun sama artinya tahun. Jadi intinya hanya mengulang tahun yang sama.

Aku, dibesarkan bukan dari kalangan yang suka merayakan sesuatu termasuk hari jadi atau hari kelahiran, semua sama saja tak ada yang terkesan istimewa. Aku dan kakakku juga hampir seluruh dari keluarga ibu, sangat-sangat jarang merayakan perayaan yang satu ini.

Kata ulang tahun memang sudah sangat familiar di kalangan masyarakat. Baik, orang kaya, sederhana bahkan orang-orang tak punya sudah tak asing lagi mendengar sebutan itu. Namun, tidak semua insan mau dan mampu merayakannya. 

Teringat, sekitar 20 tahun yang lalu, saat usiaku masih 6 tahun. Teman sepermainanku terlahir dari keluarga orang kaya. jadi, sudah sewajarnya bagi mereka merayakan itu. Saat itulah aku baru  mengenal apa itu ulang tahun. Aku yang tak mampu memberikan kado mahal, tapi menerima kartu undangan tetap ku beranikan diri menghadiri acara ulang tahunnya.

Di usiaku yang masih sangat kecil, yang kutahu hanya bergembira, bersorak, bernyanyi bersama. Lalu, diikuti peniupan lilin dan potong kue. Semua yang hadir di sana terlihat sangat riang juga gembira. Belum lagi, saat bersalaman penyerahan kado dari setiap yang hadir di acara tersebut, banyak hadiah berupa kado memenuhi tempat yang memang sudah disediakan.

Suasana Berlanjut saat aku mulai beranjak menjadi gadis remaja aku di pertemukan lagi dengan sebuah perayaan ulang tahun. Kali ini, adik kandungku sendiri yang merayakan hari jadinya. 

"Dik, kamu mau aku kasih kado apa di hari ulang tahunmu?" aku mendekati Rini yang sebentar lagi akan merayakan hari ulang tahun.

"Aku, tidak ingin apa-apa Teh. Teteh ada di sini saja, aku sudah sangat bahagia," Rini tersenyum dan memelukku.

Tepat di bulan ini, ya bulan april adalah hari kelahiran Rini. Rini adalah adikku yang kedua. Ia juga satu-satunya seorang adik yang sangat-sangat aku sayang, sangat aku banggakan. Sejak ia memasuki sekolah TK. Aku pernah tulus menyayanginya, membantu mempersiapkan segala keperluannya, menemani masa kecilnya dalam keadaan apa pun. Menyuapi, memandikan juga antar jemput ke sekolah. Semua tentang Rini, apa yang ia suka atau tidak, aku tahu betul semua tentangnya. Setiap tahun aku selalu mengucapkan sebuah doa dan harapan tepat di hari jadinya itu. Meski tidak berupa  kue tart dengan banyak lilin di atasnya ataupun berupa barang.

Doaku di setiap tahun hanya lah sebuah rangkaian kata yang tidak begitu indah, namun semuanya itu tertulis doa dan harapan yang benar tulus dan jujur dari hati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline