Lihat ke Halaman Asli

Paradigma Konseptor Mahasiswa dalam Manajemen Budaya

Diperbarui: 29 September 2015   23:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kebudayaan merupakan merupakan sebuah kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang sehingga menghasilkan sebuah mindset yang paten dalam masyarakat. Sependapat dengan hal tersebut, Linton dalam buku: “The Cultural Background of Personality”,menyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dari hasil tingkah laku, yang unsur-unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu, (Sukidin, 2005). Penjelasan tersebut, menyatakan bahwa masyarakat merupakan aspek fundamental dalam pembentukan budaya. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa memiliki kontribusi yang besar di tengah-tengah masyarakat untuk membentuk sebuah budaya.

Berkaitan dengan mahasiswa sebagai garda terdepan dalam sebuah perubahan negara merupakan sebuah status yang seharusnya memiliki konsep dalam manajemen budaya. Budaya sangat diperlukan mahasiswa dalam membangun sebuah paradigma yang baik bagi negara secara struktural. Mahasiswa sebagai agent of change, social control, dan iron stock merupakan bagian yang tak terlepaskan dalam dinamika kehidupan masyarakat. Sumbangsih pemikiran mahasiswa sangat diperlukan agar masyarakat pada umumnya memahami situasi dan kondisi yang dialami masyarakat secara relevan. Khususnya dalam budaya, mahasiswa sudah semestinya memiliki konsep yang baik agar tidak adanya kesenjangan ekonomi dan sosial dalam masyarakat sebagai bentuk antisipasi konflik di tengah-tengah masyarakat khususnya di Kalimantan Barat.

Kalimantan Barat merupakan sebuah provinsi yang multikultural.  Kalimantan Barat memiliki beberapa suku yaitu, Melayu, Dayak, Tionghoa, Jawa, Madura, Bugis, dan lain-lain. Hal tersebut menunjukan bahwa Kalimantan Barat kaya akan kebudayaan. Kekayaan budaya tak lepas dari banyaknya suku. Hal ini adalah sebuah ragam yang seharusnya dimanfaatkan menjadi potensi.

Kemajemukan merupakan potensi yang sangat baik dalam mempersatukan berbagai ras tersebut. Seperti acara panggung budaya yang mempertontonkan semua budaya dalam ruang lingkup Kalimantan Barat. Selain sebagai pemersatu, konsep panggung budaya juga akan menarik turis ke Kalimantan Barat. Sebuah fenomena positif akan ditemukan dalam panggung budaya.

Jika dikorelasikan dalam skala nasional, barometer hasil dari panggung budaya ini akan menghasilkan harmonisme kultural. Definisi sederhananya adalah panggung budaya akan menunjukkan sikap toleransi yang tinggi antar suku sehingga menjadikan negara sebagai pemahaman menuju ke arah Bhineka Tunggal Ika seperti yang dicita-citakan setiap warga negara.

Apabila ini diterapkan dalam peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, maka ini dapat dijadikan sebagai ajang pembaharuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Sehingga Indonesia yang dikenal majemuk akan dikenal sebagai negara yang sikap nasionalismenya menjunjung tinggi keberaturan serta sikap toleransi kehidupan antar sesama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline