Aku mulai tergiur dan melangka maju. Dengan percaya diri aku berkata: Mungkin aku hanyalah seorang pecundang. Namun, itu bukan alasan untuk berhenti melangka.
Aku terlahir dari rahim ibuku untuk hidup. Dan kini, hidup itu telah menjadi milikku. Melangka maju adalah tugasku dan menyerah bukan tanggung jawabku.
Aku kembali melangka maju. Dari langka demi selangka aku membayangkan bayang-bayang keindahan hidup.
Langkahku perlahan semakin cepat dan dikuatkan oleh keindahan hidup. Di tengah badai aku tersenyum lebar.
Aku tersenyum, bukan karena aku baik-baik saja. Bailengit 02 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H