Lihat ke Halaman Asli

Dengan Cara Kerja Mafia, PT LI Siap Gulirkan Kompetisi

Diperbarui: 17 Januari 2016   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agar segala rencana tentang kompetisi bisa tereksekusi, PT Liga siap membentuk perusahaan baru, itulah berita yang saya baca pagi ini

Sumber : http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2016/01/16/19391082/pt-liga-bakal-bentuk-perusahaan-baru?ICID=SP

Dimana dalam satu pernyataanya pernyataanya mengatakan akan membentuk Perusahaan baru agar perizinan dengan segala pihak yang terkait, seperti BOPI untuk mendapatkan rekomendasi keamanan bisa didapat. "Spiritnya, proses perizinan terpenuhi dan komersialiasinya bisa signifikan," kata Joko Driono.

"Seiring berjalannya waktu, jika segala proses perizinan berjalan lancar, maka new company itu akan melebur kembali dan kembali diakuisisi oleh PT Liga."

Ini saya rasa, yang disebut cara kerjanya mafia. mengakali orang lain atau sistem yang ada untuk mencapai tujuannya. Dimanapun di dunia ini, yang namanya mafia pasti melalui cara kerja seperti itu. Contoh seperti Mafia Tanah, mereka untuk mendapatkan sebuah tanah, mereka mengakali dengan melakukan gugatan rekayasa ke pengadilan. Atau mafia lain, seperti mafia proposal dana bansos ke pemerintah. Pasti mereka mengakali sistem, untuk mencapai tujuannya. Modus-modus licik seperti itu biasa disebut mafia, karena mafia dilakukan bukan oleh satu orang. Apa bedanya dengan cara kerja PT LI?

Lalu PT LI harusnya seperti apa? menurut saya apa susahnya PT LI dalam keadaan seperti sekarang ini mengikuti sistem yang ada. Hilangkan ego dan keinginan PSSI, karena PSSI sedang di bekukan. Niat baiknya adalah menjalankan roda sepakbola, menyelamatkan pemain dan pembinaan yang mandek segera berjalan. Karena niat baik, harus dengan cara baik.

Warjar bila PSSI dibekukan, jika cara-cara seperti ini terus dilakukan. Saya tidak menyebut PSSI atau PT LI mafia, tp cara-cara kerja nya mirip mafia. Semoga masukan ini dapat bermanfaat. Terima Kasih...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline