Musim penghujan yang cukup baik tahun ini menjadi berkah bagi para petani di Desa Ngargoloka, yang terletak di lereng Gunung Merbabu pada ketinggian 1.235 mdpl, Kabupaten Boyolali.
Mereka mulai memanfaatkan kondisi cuaca yang mendukung untuk menanam berbagai jenis tanaman, terutama cabai keriting dan kubis.
Kedua tanaman ini memiliki prospek yang baik, terutama cabai keriting yang memiliki ketahanan cukup tinggi terhadap perubahan cuaca. Para petani berharap hasil panen mereka di tahun ini akan lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Salah satu petani di Ngargoloka, Pak Sarno, telah mempersiapkan bibit cabai keriting dengan strategi yang lebih efisien. Ia membeli benih cabai keriting kemudian menitipkannya kepada seseorang yang memang ahli dalam pembenihan dan pembibitan.
Dengan cara ini, ia hanya perlu membayar sekitar 100 rupiah per batang bibit cabai keriting yang telah siap tanam. Langkah ini lebih hemat dibandingkan jika ia harus menyemai benih sendiri, yang tentu memerlukan lebih banyak waktu dan tenaga.
Setelah bibit cabai keriting siap, petani mulai menanamnya di bedengan yang telah disiapkan sebelumnya. Di Ngargoloka, para petani menggunakan sistem penanaman selang-seling, yaitu menanam cabai keriting pada baris pertama dan menanam kubis pada bedeng kedua.
Pola ini membantu petani dalam mengoptimalkan lahan mereka serta memperoleh hasil panen secara lebih kontinyu.
Kubis yang ditanam di Ngargoloka adalah jenis Brassica oleracea var. capitata. Tanaman ini sangat cocok ditanam di lahan pertanian berundak atau terasering yang umum ditemukan di daerah pegunungan dengan suhu sejuk.
Kondisi ini memberikan keuntungan bagi petani karena kubis dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan panen yang melimpah dalam waktu yang relatif lebih singkat dibanding cabai keriting.
Untuk menjaga tanaman mereka, para petani memasang tiang-tiang bambu sebagai penyangga. Tiang-tiang ini berfungsi untuk menopang tanaman cabai keriting agar tidak roboh serta melindungi dari hama dan hewan liar yang dapat merusak tanaman.