Lihat ke Halaman Asli

Obed Antok

TERVERIFIKASI

Tukang tulis

Enceng Gondok: Dari Gulma Perairan Menjadi Potensi Ekonomi Kreatif di Rawa Permai

Diperbarui: 10 Januari 2025   20:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampak Petani di Rawa Permai membawa tanaman enceng gondok   (humas.jatengprov.go.id)

Enceng gondok (Eichhornia crassipes) sering kali mendapat stigma negatif sebagai gulma air yang mengganggu ekosistem perairan. Kemampuannya tumbuh dengan cepat dan menutupi permukaan air membuat tanaman ini kerap dianggap sebagai masalah lingkungan. 

Di balik dampak negatifnya, enceng gondok memiliki potensi besar sebagai bahan baku industri kerajinan dan sumber ekonomi kreatif yang mampu menopang kehidupan masyarakat, khususnya di kawasan pedesaan.

Enceng Gondok di Rawa Permai Tuntang

Salah satu wilayah yang memanfaatkan enceng gondok dengan optimal adalah Rawa Permai Tuntang di Kabupaten Semarang. Di kawasan ini, enceng gondok tumbuh subur sepanjang tahun, menjadikannya salah satu sumber daya alam melimpah. 

Alih-alih hanya membiarkannya menjadi gulma yang merugikan, masyarakat setempat mengolahnya menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. 

Proses ini tidak hanya mengurangi dampak negatif gulma air tetapi juga membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan warga.

Proses Pengolahan Enceng Gondok

Hasil kerajinan tangan berbahan enceng gondok di kabupaten Semarang (jatengprov.go.id)

Proses pengolahan enceng gondok dimulai dengan memanen tanaman ini dalam kondisi basah. Setelah dipanen, enceng gondok dijemur hingga kering, yang membuat beratnya menyusut hingga sekitar empat kilogram dari semula 50-60 kilogram. 

Enceng gondok memiliki serat yang kuat dan fleksibel sehingga cocok digunakan sebagai bahan dasar berbagai kerajinan. Di tangan para pengrajin, batang kering enceng gondok diolah menjadi produk-produk unik seperti:

  • Tas, keranjang, 
  • Gantungan kunci, dan aksesoris lainnya.
  • Meja, kursi, sofa, dan tempat sampah atau tisu.

Kerajinan-kerajinan ini tidak hanya dipasarkan di pasar lokal tetapi juga mencapai pasar nasional dan internasional. Pengrajin di Salatiga, dan Solo, misalnya, telah berhasil mengirimkan produk berbahan enceng gondok ke luar negeri, menjadikannya salah satu komoditas ekspor yang menjanjikan.

Potensi Ekonomi yang Menjanjikan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline