Konteks dari perumpamaan ini terletak dalam Lukas 15, yang mencakup tiga kisah tentang "yang hilang": domba yang hilang, dirham yang hilang, dan anak yang hilang.
Ketiganya menggambarkan kasih Allah yang tanpa henti mencari dan menyelamatkan mereka yang tersesat.
Dalam perumpamaan dirham yang hilang, Yesus menggunakan gambaran sederhana dari kehidupan sehari-hari untuk menyampaikan pesan mendalam tentang nilai setiap individu di mata Allah.
Dirham Hilang, yang Berharga
Dirham yang hilang memiliki nilai signifikan. Dalam budaya Yahudi abad pertama, dirham adalah koin perak yang setara dengan upah sehari kerja.
Kehilangan satu dari sepuluh koin bukan hanya soal kerugian ekonomi tetapi juga emosional. Koin-koin tersebut mungkin merupakan bagian dari mas kawin atau harta yang memiliki nilai sentimental.
Hal ini mencerminkan bagaimana Allah memandang setiap manusia sebagai sesuatu yang sangat berharga, tidak peduli seberapa kecil atau tidak penting mereka tampak di mata dunia.
Rumah yang Gelap
Perumpamaan ini menjadi lebih hidup ketika kita memahami latar rumah di zaman Yesus.
Rumah orang Yahudi pada masa itu biasanya kecil dan sederhana, terbuat dari batu atau tanah liat, dengan jendela kecil atau bahkan tanpa jendela.
Ruangan cenderung gelap sehingga diperlukan pelita untuk menerangi setiap sudut.