Pembangunan trotoar di kota Salatiga menjadi salah satu kebanggaan masyarakat. Trotoar di jalan Diponegoro, Brigjen Sudiarto, Sukowati, dan Hasanudin dirancang dengan apik dan nyaman bagi pejalan kaki.
Selain itu, fasilitas berupa tempat duduk panjang di sepanjang trotoar memungkinkan warga untuk beristirahat sambil menikmati pemandangan kota.
Persoalan Sampah di Trotoar
Namun, ada permasalahan yang muncul terkait rendahnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya.
Hal ini diperburuk dengan minimnya ketersediaan tempat sampah di area tersebut. Akibatnya, banyak orang yang setelah menikmati makanan dan minuman, meninggalkan sampah plastik di bawah atau di belakang kursi tempat mereka duduk.
Kondisi ini mengurangi estetika trotoar dan merusak lingkungan sekitarnya. Sampah yang berserakan, seperti bungkus makanan atau botol plastik, sering terlihat di antara tanaman atau di sudut-sudut trotoar.
Di Jalan Diponegoro dan sebagian Jalan Hasanudin, yang sering dilalui pejalan kaki, menjadi salah satu lokasi yang paling terdampak.
Tantangan Menjaga Harmoni Kota
Kebersihan lingkungan pusat kota Salatiga seharusnya menjadi prioritas utama. Kota ini merupakan salah satu pusat kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara.
Selain dikenal sebagai kota gastronomi, Salatiga juga menyandang predikat "Indonesia Mini" karena keberagaman budaya yang hidup berdampingan di dalamnya.
Dengan slogan "Kota Harmoni," Salatiga mencerminkan perpaduan budaya, toleransi, dan kerukunan.