Lihat ke Halaman Asli

Obed Antok

TERVERIFIKASI

Tukang tulis

Harapan Baru Petani Pesisir Gunungkidul di Awal Musim Tanam

Diperbarui: 20 November 2024   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lahan pertanian tadah hujan di pesisir Gunungkidul mulai menghijau (Dokumen Pribadi)

Musim penghujan selalu menjadi momen yang dinanti para petani pesisir Gunungkidul, khususnya di wilayah Kecamatan Purwosari, Panggang, Saptosari, Tepus, Tanjungsari, dan Girisubo. 

Dengan turunnya hujan yang stabil pada awal November, asa mereka kembali tumbuh untuk memulai siklus tanam. Ketergantungan mereka pada air hujan membuat periode ini sangat penting untuk keberlangsungan pertanian di wilayah yang sering mengalami kekeringan panjang. 

Hujan yang stabil sejak November memberikan harapan bagi para petani untuk menanam berbagai jenis tanaman palawija seperti padi gogo, kacang tanah, dan kedelai. 

Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul (DPP) mencatat bahwa seluas 21.406 hektare lahan pertanian mulai ditanami tanaman pangan seperti padi, jagung, dan singkong, memberikan peluang besar bagi keberhasilan musim tanam kali ini.  

Sistem Tumpangsari sebagai Solusi Adaptif

Para petani di pesisir Gunungkidul telah lama menerapkan sistem tumpangsari untuk mengoptimalkan lahan mereka. 

Sistem ini memungkinkan penanaman berbagai jenis tanaman secara bersamaan di satu lahan, sehingga meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko gagal panen. 

Dengan curah hujan yang mulai merata di berbagai wilayah seperti Purwosari dan Girisubo, tanaman-tanaman ini diharapkan tumbuh optimal dan memberikan hasil panen yang memadai untuk menunjang cadangan pangan selama satu tahun ke depan. 

Pemerintah setempat bahkan memprediksi masa panen pada Januari 2025, memberikan optimisme bagi kesejahteraan para petani di wilayah pesisir.

Petani, sepenuhnya mengandalkan air hujan memiliki risiko besar. Ketidakpastian cuaca akibat perubahan iklim bisa menjadi ancaman. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline