Lihat ke Halaman Asli

Obed Antok

TERVERIFIKASI

Tukang tulis

Asa Petani Padi dari Kampung Tani Boyolali dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan

Diperbarui: 13 November 2024   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampung Tani di Desa Catur, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi pertanian yang sangat menjanjikan. 

Daerah ini membawahi beberapa pedukuhan, seperti Catur, Sabrangan, Karakan, dan Gunung Puyuh, yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian. 

Dengan tanah subur dan pasokan air yang cukup, terutama yang berasal dari Waduk Wonotoro, Catur mampu menghasilkan padi dalam jumlah besar dan bisa panen hingga tiga kali setahun.

Sistem Irigasi di Catur

Keberhasilan pertanian di Catur tidak lepas dari sistem irigasi yang berjalan dengan baik. 

Pengairan yang lancar, yang mengalir dari Waduk Wonotoro, memberikan kestabilan dalam produksi pertanian sepanjang tahun. 

Dengan kondisi ini, para petani di Catur tidak hanya dapat bertahan, tetapi juga berkembang. 

Irigasi yang terjaga menjadikan Catur sebagai salah satu daerah pertanian yang lebih maju dibandingkan dengan wilayah lain yang mengalami kendala air.

Harga Gabah dan Beras yang Fluktuatif

Harga gabah kering panen (GKP) di Catur pada November 2024 berkisar antara Rp6.100 hingga Rp7.600 per kilogram. 

Para petani sedang memanen padi di kampung tani Sambi Boyolali | Dokumentasi pribadi

Sementara itu, harga gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan berkisar antara Rp6.200 hingga Rp7.650 per kilogram. 

Harga beras di penggilingan pun bervariasi, dengan beras premium dihargai sekitar Rp12.934 per kilogram, beras medium Rp12.248 per kilogram, dan beras kualitas rendah Rp12.325 per kilogram. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline