Lihat ke Halaman Asli

Obed Antok

TERVERIFIKASI

Tukang tulis

Menilik Kejayaan Sritex: Dulu Berkibar, Kini Butuh Penyelamatan

Diperbarui: 30 Oktober 2024   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kantor pusat dan kawasan industri PT Sri Rejeki Isman Tbk. Sritex dinyatakan pailit.(Wikimedia Commons/Almuharam via kompas.com)

Pailitnya PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) adalah gambaran tragis dari perjalanan sebuah raksasa industri yang pernah berjaya. 

Sebagai produsen seragam militer untuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan tentara Jerman, Sritex telah menunjukkan kapasitas dan kualitasnya dalam memproduksi tekstil. 

Memiliki lebih dari 50 tahun pengalaman, Sritex pernah selamat dari Krisis Moneter di tahun 1998 dan berhasil melipatgandakan pertumbuhannya hingga delapan kali lipat sejak terintegrasi pada tahun 1992. 

Pionir Pasar Tekstil

Kejayaan masa lalu Sritex tidak terlupakan, terutama ketika mereka menjadi pionir dalam teknologi pewarnaan dan pencetakan kain yang berkualitas tinggi, serta mendominasi pasar tekstil domestik dan internasional.

Sebagai penyerap modal tenaga kerja di tingkat menengah, Sritex mempekerjakan lebih dari 12.000 tenaga kerja ahli, dilengkapi dengan mesin jahit berkualitas tinggi dan teknologi potong digital yang efisien. 

Dengan pengalaman lebih dari 50 tahun dalam pewarnaan dan printing kain, Sritex telah memimpin sebagai produsen tekstil kelas dunia.

Sritex juga dikenal dengan desain yang apik, pengerjaan yang teliti, dan kenyamanan yang tinggi. Produknya dipasarkan tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga kepada perusahaan tekstil besar di luar negeri seperti Turki dan Tiongkok. 

Di sisi lain, ketergantungan pada pasar internasional dapat menjadi pedang bermata dua, terutama ketika kondisi ekonomi global tidak mendukung.

Persoalan Sritex

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline