Wahai Guruku,
Setiap pagi, motor buntutmu melaju,
Menyusuri jalan berdebu dan sepi,
Dingin udara pagi menemaniku,
Kau berjuang demi masa depan ini.
Di antara pepohonan yang mengering,
Kau bergegas, melawan segala rintangan,
Langkahmu tegas, penuh harapan,
Menyongsong anak-anak dengan ketulusan.
Wahai Guruku,
Di halaman sekolah, kau menanti,
Sapaanmu hangat, senyummu ceria,
Mereka datang, berlarian penuh gembira,
Sungguh, kau adalah pahlawan tanpa tanda jasa.
Walau gaji tak seberapa,
Kau tetap setia mengabdi,
Mengukir ilmu dalam jiwa mereka,
Menanamkan cinta pada pengetahuan abadi.
Wahai Guruku,
Saat pelajaran tiba, kau menghampiri,
Dengan sabar kau bimbing mereka,
Menjelaskan hingga paham,
Menggugah rasa ingin tahu yang membara.
Kau tak seberuntung yang lain,
Namun hatimu tak pernah tergerus,
Dengan sabar, kau terus berjuang,
Kebaikan pasti datang, tak terbantahkan.
Wahai Guruku,
Di balik dedikasi yang tulus,
Ada mimpi yang kau peluk erat,
Bahwa setiap pelajaran yang kau ajarkan,
Menjadi bekal untuk masa depan yang cerah.
Guru, kau adalah cahaya harapan,
Di tengah gelapnya ketidakpastian,
Dengan kasih dan kesabaranmu,
Membawa anak-anak menuju impian yang nyata.