Lihat ke Halaman Asli

Obed Antok

TERVERIFIKASI

Tukang tulis

Rencana Kenaikan Tarif KRL Commuter Line: Solusi atau Beban?

Diperbarui: 18 September 2024   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penumpang KRL Commuterline Jabodetabek (Dok. KAI Commuter_Kompas.com)

Rencana pemerintah untuk menaikkan tarif KRL sebesar Rp1.000 telah memicu diskusi hangat di kalangan pengguna setia commuter line.

Kementerian Perhubungan menyatakan bahwa kajian mengenai kenaikan ini telah dilakukan, namun belum ada keputusan final terkait penerapannya. 

Selain itu, wacana pengalihan subsidi menjadi berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) menambah kompleksitas situasi ini. 

Pertanyaannya, apakah kenaikan ini akan menjadi solusi untuk meningkatkan layanan atau justru menambah beban bagi masyarakat?

Dampak Ekonomi bagi Pengguna KRL

Kenaikan tarif KRL, meskipun hanya Rp 1.000, dapat memberikan dampak signifikan bagi masyarakat, terutama kelas pekerja yang menggunakan KRL sebagai transportasi utama setiap harinya. 

Jika dihitung, tambahan biaya ini bisa mencapai Rp 60.000 sampai Rp 120.000 per bulan untuk pengguna yang menggunakan KRL setiap hari, pulang-pergi. 

Dalam situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, tambahan biaya ini dapat memberatkan pengeluaran sehari-hari, terutama bagi mereka dengan penghasilan menengah ke bawah.

Efek Terhadap Mobilitas Perkotaan

KRL merupakan salah satu moda transportasi andalan di wilayah Jabodetabek, dengan jutaan penumpang setiap harinya. 

Kenaikan tarif, meski tidak terlalu besar, bisa membuat beberapa pengguna beralih ke moda transportasi lain yang lebih murah, seperti bus atau sepeda motor. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline