Lihat ke Halaman Asli

Obed Antok

TERVERIFIKASI

Tukang tulis

Pilkada, Pertarungan Demokrasi vs Oligarki

Diperbarui: 27 September 2024   19:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Oligarki Kekuasaan (https://robertreich.substack.com)

Pilkada serentak yang akan digelar pada November 2024 menjadi salah satu peristiwa penting dalam dinamika politik Indonesia.

Di balik antusiasme dan harapan untuk perubahan, pengaruh oligarki dalam politik lokal terus menjadi perhatian serius. 

Meskipun Indonesia dikenal sebagai negara demokrasi, kekuatan oligarki yang menguasai sektor ekonomi dan politik kerap kali menggerogoti prinsip-prinsip demokrasi tersebut. 

Bagaimana pengaruh oligarki ini bekerja, dan apa dampaknya pada kualitas demokrasi dalam Pilkada mendatang?

Pengaruh Oligarki dalam Politik Daerah

Di banyak daerah, oligarki menguasai tidak hanya sektor ekonomi, tetapi juga arena politik. 

Pilkada sering kali menjadi ajang bagi kelompok elit untuk mempertahankan kekuasaan mereka dengan mendukung calon kepala daerah yang sejalan dengan kepentingan mereka. 

Hal ini memungkinkan penguasa lokal tetap dalam jaringan kekuasaan yang tertutup, sehingga kandidat yang berasal dari rakyat biasa sulit bersaing.

Politik Dinasti: Wajah Lain Oligarki

Salah satu bentuk dominasi oligarki yang paling menonjol dalam Pilkada adalah politik dinasti. Banyak calon kepala daerah berasal dari keluarga politik atau kelompok elit yang telah lama berkuasa. 

Politik dinasti memperkuat cengkeraman kekuasaan dalam lingkaran yang sempit, membuat perubahan yang lebih luas sulit terjadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline