Lihat ke Halaman Asli

Obed Antok

Akademisi

Dinasti Politik dan Pertaruhan Masa Depan Demokrasi

Diperbarui: 14 September 2024   20:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dinasti politik merupakan fenomena di mana kekuasaan politik diwariskan dalam satu keluarga atau lingkaran kerabat. 

Di Indonesia, fenomena ini bukan hal yang asing, terutama di tingkat daerah, di mana anggota keluarga dari pemimpin yang berkuasa sering kali menjadi calon kuat dalam pemilu berikutnya. 

Meskipun secara hukum tidak ada aturan yang secara tegas melarang dinasti politik, dampaknya terhadap demokrasi sangat signifikan. 

Dinasti politik cenderung melemahkan beberapa prinsip dasar demokrasi, seperti kompetisi yang adil, representasi rakyat, dan transparansi pemerintahan.

Pengertian Dinasti Politik

Dinasti politik bisa diartikan sebagai kondisi di mana kekuasaan politik dipegang secara berkelanjutan oleh anggota keluarga yang sama, baik di tingkat lokal maupun nasional. 

Dalam banyak kasus, kekuasaan berpindah dari satu generasi ke generasi berikutnya, atau bahkan melibatkan anggota keluarga lainnya seperti istri, anak, atau saudara.

Mereka memanfaatkan pengaruh dan kekuatan yang dimiliki untuk menempatkan anggota keluarga lain di posisi-posisi penting dalam pemerintahan.

Pendapat Tokoh tentang Dinasti Politik

Robert Michels

Robert Michels, seorang sosiolog Italia, dikenal dengan teori "Hukum Besi Oligarki" yang mengemukakan bahwa semua organisasi, termasuk partai politik cenderung berubah menjadi oligarki.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline