Lihat ke Halaman Asli

Obed Antok

TERVERIFIKASI

Tukang tulis

Hikmat: Prinsip Kepemimpinan yang Berkelanjutan

Diperbarui: 13 September 2024   05:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Kepemimpinan/ https://ferdiesoethiono.com

Dalam dunia kepemimpinan yang semakin kompleks dan penuh tantangan, hikmat menjadi fondasi yang tidak bisa diabaikan. 

Seorang pemimpin yang hanya mengandalkan kecerdasan atau keahlian teknis tanpa hikmat akan sulit mengambil keputusan yang adil dan membawa dampak jangka panjang.

Hikmat, terutama hikmat dari Tuhan, membawa dimensi yang lebih dalam dalam proses pengambilan keputusan, melampaui sekadar logika dan hitungan untung-rugi.

Prinsip Keadilan 

Pemimpin yang bijak tidak akan memihak, melainkan akan mempertimbangkan setiap aspek sebelum membuat keputusan.

Pemimpin yang bijak juga peka terhadap hak-hak orang lain dan berusaha memastikan bahwa tidak ada yang dirugikan secara tidak adil.

Prinsip kesejahteraan 

Kesejahteraan tidak bisa dipisahkan dari peran pemimpin. Hikmat menuntun seorang pemimpin untuk tidak hanya fokus pada target-target ekonomi atau hasil jangka pendek. Pemimpin juga harus memperhatikan kesejahteraan menyeluruh orang yang dipimpin. 

Kesejahteraan tersebut mencakup aspek mental, sosial, dan spiritual, memastikan bahwa semua individu memiliki kesempatan untuk berkembang dan merasa dihargai.

Prinsip Konsistensi

Konsistensi merupakan pondasi penting dalam kepemimpinan yang bijak. Seorang pemimpin yang berubah-ubah dalam prinsip atau arah kebijakan akan membingungkan orang-orang yang dipimpinnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline