Lihat ke Halaman Asli

Obed Antok

Akademisi

Filosofi Siraman Penganten dan Penggunaan Siwur Bathok

Diperbarui: 7 September 2024   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustarsi Siwur yang digunakan untuk siraman (SHUTTERSTOCK/HW PHOTOWORK)Kompascom

Dalam masyarakat Jawa, berbagai ritual dan alat tradisional memiliki makna khusus yang mendalam. 

Siwur Bathok

Salah satu alat tradisional yang sering digunakan dalam ritual adat adalah Siwur Bathok, yang berfungsi sebagai mangkuk dari tempurung kelapa untuk mengambil air.

Siwur Bathok adalah alat yang terbuat dari tempurung kelapa, digunakan untuk mengambil air. 

Siraman Penganten

Sementara Siraman Penganten adalah ritual pembersihan khusus menjelang pernikahan, penggunaan Siwur Bathok dalam upacara ini memiliki makna simbolis yang penting.

Dalam konteks Siraman Penganten, Siwur Bathok memainkan peran penting dalam ritual ini. Nama "siwur" berasal dari kata 'si' yang berarti isi atau berisi, dan 'wur' yang berarti memberi dengan suka hati.

Filosofi Jawa

Filosofi ini mengajarkan tentang pentingnya memberikan sesuatu dengan tulus dan berkualitas baik, serta mencerminkan prinsip kebersihan dan kesucian yang diharapkan dalam upacara tersebut.

Siraman Penganten adalah ritual pembersihan khusus yang dilakukan menjelang pernikahan. 

Ritual ini melibatkan mandi menggunakan ramuan herbal dan air suci, dengan tujuan untuk membersihkan tubuh dan jiwa calon pengantin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline