Hari Jumat yang lalu (23/08/2024), saya mengikuti tradisi Saparan di Gladagsari, sebuah acara bersih desa yang diadakan pada bulan Saparan.
Sepanjang perjalanan saya menyaksikan kesibukan para petani dengan proses panen tembakau.
Tampak banyak petani menjemur daun tembakau di halaman rumah mereka.
Sepanjang jalan dari Jlarem menuju Sugihwaras, terlihat anyaman bambu berisi rajangan tembakau yang sedang dijemur.
Momen panen ini saya dokumentasikan.
Keberadaan Desa Gladagsari
Di bulan Agustus ini, kawasan Gladagsari di lereng Merbabu, Boyolali, merasakan manfaat dari cuaca panas di musim kemarau ini.
Desa Gladagsari, yang terletak pada ketinggian sekitar 1900 meter di atas permukaan laut, dikenal dengan kesuburannya.
Mayoritas penduduknya adalah petani yang memanfaatkan tanah subur ini untuk berbagai hasil pertanian, termasuk sayur mayur, palawija, dan juga berternak sapi.
Pada musim panen kali ini, fokus utama mereka adalah tanaman tembakau, yang merupakan tanaman semusim.
Tradisi Tungguk Tembakau dan Proses Panen
Tradisi "tungguk tembakau" adalah ritual yang digelar saat mengawali panen tembakau.
Dalam tradisi ini, "tungguk" diartikan sebagai "memetik," dan ritual ini merupakan wujud syukur para petani lereng Gunung Merbabu, khususnya di wilayah Kabupaten Boyolali, sebelum memulai panen tembakau.