Lihat ke Halaman Asli

Obed Antok

TERVERIFIKASI

Tukang tulis

Bangkit dari Keterpurukan Akibat Wabah Antraks di Gunungkidul

Diperbarui: 20 Agustus 2024   13:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Reaksi Cepat BPBD sedang menyemprotkan disinfektan saat terjadinya wabah Antraks/ kompas.id 

Bulan Juli 2023 merupakan titik kelam bagi Padukuhan Jati, Candirejo, yang terletak sekitar 27 kilometer dari Kota Wonosari. Wabah antraks yang menyerang ternak sapi di wilayah tersebut membawa dampak tragis bagi warga yang terdiri dari tiga Rukun Tetangga (RT).

Wabah ini tidak hanya merenggut nyawa beberapa warga, tetapi juga membuat sekitar 85 orang positif terjangkit antraks. 

Berita tentang wabah ini pun cepat menyebar dan menjadi viral di berbagai platform media, mulai dari media cetak, media sosial, hingga televisi. Tragedi ini benar-benar memukul moral dan ekonomi masyarakat setempat.

Tradisi Brandu

Penyebab utama wabah tersebut adalah tradisi brandu, yaitu praktik menyembelih hewan yang telah mati. Tradisi ini sudah lama ada dan diwariskan turun-temurun.

Tujuan baik dari brandu adalah membantu sesama warga yang mengalami kerugian dengan cara membeli daging dari hewan yang mati tersebut

Namun, tanpa disadari, pada kejadian tersebut, sapi yang mati ternyata terjangkit antraks. Peristiwa ini membawa bencana besar karena banyak warga yang menyembelih maupun mengonsumsi daging dari hewan yang terpapar penyakit mematikan itu. 

Pelajaran Berharga

Wabah antraks ini menjadi pelajaran berharga bagi warga Padukuhan Jati. Mereka menyadari bahwa meskipun tradisi brandu dimaksudkan untuk mempererat tali solidaritas antarwarga, diperlukan kehati-hatian dan pengetahuan tentang kesehatan ternak.

Tragedi ini membuka mata semua pihak bahwa pentingnya menjaga kesehatan ternak dan mematuhi standar keamanan pangan sangatlah penting, seperti di pedesaan Gunungkidul.

Ternak adalah Tabungan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline