Lihat ke Halaman Asli

Obed Antok

TERVERIFIKASI

Tukang tulis

Ketika Kunyanyikan Kidung Malam

Diperbarui: 12 Agustus 2024   19:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Lampu Senthir /https://dosenbaper.wordpress.com

Di rumah desa berdinding bambu,  Dan atap kayu yang ringkih,  Aku duduk melamun, menatap ke atas,  
Menerobos dinginnya malam yang sunyi.

Ketika kunyanyikan kidung Malam, 


Di luar sana, bukit-bukit batu kapur menjulang,  
Mengukir siluet gelap di langit malam,  
Pepohon jati dan bambu yang rimbun,  
Seakan berbisik dalam hembusan angin dingin.

Ketika kunyanyikan kidung Malam,

Sehelai sarung tipis menyelimuti badan ini,  
Di atas meja di tengah rumah bambu,  
Lampu senthir, redup bersinar,  
Menyebar cahaya lembut dalam gelap malam.

Sebuah kidung kunyanyikan lirih,  
Di antara gelapnya malam dan dingginya malam,  
Memuja Sang Pencipta alam,  
Dengan nada-nada penuh syukur dan doa.

Ketika kunyanyikan kidung Malam, 

Ya, di desa yang terpencil,  
Dengan sejuta harapan,  
Kan selalu ingat dan kurindukan,  
Ketika bersama orang tua yang penuh kasih menjagaku.

Di tengah keheningan malam,  
Ku rasakan alam berbicara,  
Menyanyikan lagu-lagu rahasia  
Yang hanya bisa didengar oleh hati yang peka.

Ketika kunyanyikan kidung Malam,

Dinginnya malam membungkus segala rasa,  
Dan di rumah desa yang sederhana ini,  
Aku merasa sentuhan hangatnya cinta,  
Dan membiarkan diriku terlarut dalam kedamaian malam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline