Lihat ke Halaman Asli

Obed Antok

TERVERIFIKASI

Tukang tulis

Kekeringan Melanda Gunungkidul

Diperbarui: 1 Agustus 2024   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

source: airkami.id

Gunungkidul bagian selatan, terutama saat musim kemarau yang biasanya terjadi dari bulan Juli hingga awal Desember, menghadapi tantangan yang signifikan. Selama periode ini, cuaca ditandai oleh suhu tinggi dan minimnya curah hujan, menyebabkan udara menjadi sangat kering. 

Kondisi ini berdampak langsung pada lingkungan, terutama vegetasi yang mengalami stres karena kekurangan air. Tanaman alami dan pertanian sering kali layu atau bahkan mati jika tidak mendapat cukup air, mengubah pemandangan hijau menjadi kering dan tandus.

Dampak dari musim kemarau ini sangat terasa dalam sektor pertanian. Tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kacang-kacangan, yang membutuhkan air melimpah, sulit bertahan hidup. 

Hasil panen sering kali menurun drastis, mengancam ketahanan pangan masyarakat setempat. 

Petani pun harus beralih menanam tanaman yang lebih tahan terhadap kekeringan, seperti singkong, ketela pohon, dan kacang tanah. Sumber air seperti sungai, sumur, dan embung sering kali mengering atau mengalami penurunan debit air yang signifikan, menyulitkan irigasi dan memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

Kehidupan sehari-hari masyarakat di Gunungkidul bagian selatan sangat terpengaruh oleh musim kemarau. Pengelolaan air menjadi sangat penting, dengan warga sering harus berjalan jauh untuk mendapatkan air atau bergantung pada bantuan pemerintah dan organisasi kemanusiaan yang mendistribusikan air bersih. 

Pada tahun 70-an, sebelum adanya infrastruktur air yang memadai, beberapa orang harus berjalan berkilo-kilometer untuk mencari sumber air di dalam gua-gua. Mereka menggunakan air tersebut untuk keperluan minum dan memasak. 

Kesulitan ini masih dirasakan hingga sekitar tahun 1995, ketika PDAM belum hadir di wilayah tersebut. Banyak warga harus membeli air dari penjual yang membawa truk tangki, khususnya di daerah seperti Baleharjo Wonosari, yang memiliki pasokan air melimpah. Selain itu, mereka juga mendapatkan air dari sumur dalam atau menampung air hujan saat musim hujan.


Telaga kehilangan Kekedapan 

Di beberapa bagian wilayah Gunungkidul, dulu penduduk mengandalkan bak penampungan untuk meminum air. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline