Kenyataan dan harapan pemerintahan Ngada,
PERMADA(Perhimpunan Mahasiswa Ngada Kupang) memberi catatan dan penegasan kepada PEMDA NGADA.
Minggu 21 mei dan 9 juni 2023 PERMADA Kupang, oleh program strategis Badan pengurus Humas /Germas ( mengagendakan kegiatan diskusi Publik dengan Tema Kenyataan dan harapan Pemerintahan Ngada menuju Generasi Emas 2045.
Dalam agenda kegiatan Diskusi Publik ini dihadiri oleh beberapa pemateri kaka Herman Ey Pulu, kaka Geradus Donga dan Dewan Pembina Bapak Amatus bota,bapak sipri Rahdo Toly dan Bapak Kons Nu.
Dalam diskusi publik ini di hadiri ole Jajaran Badan pengurus, dan anggota umum permada dan pula senior permada yang di hadiri oleh kaka (Rolan Nanga).
Obby messa (dokpri)
Pertama: Seorang pemimpin yang di harapan masyarakat Ngada Tidak memiliki Fokus tujuan program kerja.
Pemerintah boleh teriak Tantenelaparis dimana-mana, beli Traktor tapi lahan kita di alih fungsikan, hasil pertanian menurun misalnya pisang kuning penyakit dan lumut , seng lebih cepat karatnya,sawah dan ladang hilang akibat dari ulah pengeboran panas bumi.
Kedua: Banyak anak muda yang selesai sekolah menengah atas/SMA maupun yang Kuliah, perguruan tinggi (sarjana) banyak merantau bahkan jadi TKI ke luar daerah sehingga di daerah kita kekurangan generasi pemuda.
Ketiga: kurangnya lapangan pekerjaan padahal daerah ngada merupakan strategis untuk Perkebunan, pertaninan, peternakan dan Pariwisata.
Keempat: minimnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki Petani Ngada dalam mengelola hasil panen agar nilai jual lebih tinggi, serta dalam mengolah lahan basah maupun kering di darah Ngada.
Kelima: kurangnya wadah pelatihan untuk masyarakat (orang Muda) yang mata pencaharian terkait Pertanian,Perkebunan bahkan parawisata,sehingga kesadaran untuk bagaimana agar hasil panennya di jual dengan nilai yang lebih tinggi.
Keenam: Tata kelola pemerintahan buruk dan tidak cukup mampu memanfaatkan hasil bumi yang bermanfaat untuk umum dan berkelanjutan,misalnya kita orang Ngada sendiripun mendapatkan kopi susah, padahal sangat di sayangkan kalo bisa di kelola dan diolah bisa diserap menjadi Pendapatan Daerah Ngada, dan itupun dapat mengurangi pinjaman APBD Ngada.