Lihat ke Halaman Asli

Nazwa Puteri

Mahasiswi Universitas Airlangga

Pengakuan Reog Ponorogo oleh UNESCO: Simbol Kebanggaan Budaya Indonesia

Diperbarui: 10 Desember 2024   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seni Tari Reog Ponorogo (Sumber: Pinterest)

Reog Ponorogo, seni pertunjukan tradisional yang memukau dengan topeng barongan besar dan gerak tari khasnya, telah secara resmi diakui oleh UNESCO sebagai bagian dari Intangible Cultural Heritage (Warisan Budaya Tak Benda). Penetapan ini dilakukan dalam sidang ke-19 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage yang berlangsung di Paraguay pada Desember 2024. Momentum ini menjadi tonggak bersejarah bagi Indonesia dalam memperjuangkan kelestarian budaya tradisionalnya di tengah arus globalisasi.

Mengapa Pengakuan Ini Penting?

Pengakuan UNESCO terhadap Reog Ponorogo adalah pengakuan internasional terhadap nilai estetika, sejarah, dan sosial yang melekat pada seni tradisional ini. Sidang di Paraguay ini tidak hanya memberikan sorotan pada kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga memberikan legitimasi bahwa Reog Ponorogo adalah milik bangsa Indonesia, melindunginya dari klaim budaya negara lain.

Keputusan ini juga menjadi pengingat bahwa budaya tradisional tidak hanya sebatas hiburan atau kebanggaan lokal, tetapi juga menjadi bagian dari identitas bangsa. Sebagai seni pertunjukan yang sarat dengan nilai-nilai filosofis dan simbolisme, Reog Ponorogo menggambarkan perjuangan, keberanian, dan rasa hormat terhadap leluhur.

Dampak pada Citra dan Kebanggaan Nasional

Pengakuan ini membawa dampak positif bagi citra Indonesia di dunia internasional. Negara ini kini dipandang sebagai bangsa yang serius dalam melestarikan tradisi budaya yang unik. Selain itu, momentum ini meningkatkan rasa bangga masyarakat terhadap identitas mereka. Bagi generasi muda, pengakuan ini dapat menjadi motivasi untuk mengenal, mempelajari, dan meneruskan warisan budaya ini.

Di sisi lain, pengakuan ini juga membuka pintu untuk diplomasi budaya. Dengan Reog Ponorogo yang kini terdaftar di UNESCO, Indonesia memiliki peluang lebih besar untuk mempromosikan pariwisata budaya, menarik wisatawan mancanegara untuk menyaksikan pertunjukan langsung di Ponorogo.

Sebagai bangsa, kita patut berbangga atas pengakuan ini. Namun, ada baiknya pengakuan tersebut tidak menjadi sekadar euforia sesaat. Pelestarian budaya memerlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan seniman. Generasi muda juga harus dilibatkan secara aktif agar tradisi ini tetap relevan.

Selain itu, pengakuan ini harus menjadi alarm untuk melindungi seni budaya lainnya yang mungkin belum mendapat perhatian. Jika tidak ada upaya strategis, banyak budaya lokal lainnya yang rentan punah atau diakui oleh negara lain.

Tarian Reog Ponorogo (Sumber: Pinterest)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline