Lihat ke Halaman Asli

Nashyatul Zahwa

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember 2019

Pengelolaan Limbah Industri Tahu Rumahan yang Berkelanjutan di Dusun Selomanen Kabupaten Kediri

Diperbarui: 22 Juni 2021   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahu Putih Hasil Produksi Industri Tahu di Dusun Selomanen/Dokumen Pribadi, 2021

Latar Belakang

Tahu adalah salah satu makanan khas daerah Kabupaten Kediri yang terbuat dari kedelai. Tahu merupakan produk yang memiliki permintaan pasar yang tinggi karena tahu merupakan sumber lauk yang memiliki protein tinggi. Cara pengolahan tahu di Kabupaten Kediri, khususnya di Dusun Selomanen masih menggunakan cara tradisional. Produksi tahu menimbulkan limbah cair yang mengandung bahan organik tinggi. Hal tersebut menyebabkan apabila tidak terurai dengan baik maka akan menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, produksi tahu juga menimbulkan limbah padat yang lebih dikenal dengan sebutan ampas tahu. Dari permasalahan tersebut, diperlukannya pengelolaan limbah yang berkelanjutan untuk mewujudkan industri tahu yang ramah lingkungan.

Tujuan Perencanaan

Pengelolaan limbah yang berkelanjutan adalah pendekatan strategis yang terdiri dari seluruh sumber limbah mulai dari produksi, segregasi dan transfer ke pengolahan, pemulihan dan pembuangan dalam suatu sistem yang terpadu dengan penekanan pada partisipasi pemangku kepentingan dan pemulihan sumber daya. Tujuan dari adanya pengelolaan limbah yang berkelanjutan adalah memanfaatkan limbah hasil produksi tahu menjadi produk yang bernilai jual tinggi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan mengurangi dampak buruk limbah terhadap lingkungan.

Sasaran Perencanaan dan Ruang Lingkup

Industri tahu ini terletak di Desa Purwokerto, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, tepatnya di Dusun Selomanen. Dusun Selomanen memiliki 2 industri tahu yang jarak antar industri adalah 300 meter. Industri tahu yang diteliti adalah industri tahu milik sepasang suami istri yang telah berdiri sejak tahun 2002. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada pemilik industri tahu, permasalahan yang masih ada saat ini adalah permasalahan bau yang tidak sedap dari limbah cair hasil produksi tahu. Maka dari itu, pengelolaan limbah yang berkelanjutan akan menjadi titik fokus dari pembahasan.

Gambaran Umum Lokasi Industri

Desa Purwokerto merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. Luas Desa Purwokerto sebesar 417,12 Ha. Mata pencaharian penduduk desa didominasi oleh buruh tani yang mengelola tegal disekitarnya karena dominasi penggunaan lahannya berupa tegal dan pertanian. Dusun Selomanen, salah satu dusun di Desa Purwokerto, ada industri tahu rumahan yang berdiri sejak tahun 2002. Lokasi industri terletak di permukiman penduduk yang jarak antar rumah satu dengan yang lain cukup jauh dan disekitarnya terdapat tanaman tebu (tegal). Industri ini dikelola oleh sepasang suami istri yang dalam sehari dapat memproduksi tahu sebanyak 8-9 timba. Produksi tahu masih menggunakan teknologi sederhana. Daerah pemasaran industri tahu ini adalah desa di sekitar lokasi industri tahu rumahan berada.

Bagian Dalam Lokasi Industri Tahu di Dusun Selomanen/Dokumen Pribadi, 2021

Aspek Kemitraan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline