Lihat ke Halaman Asli

Nashyatul Zahwa

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember 2019

Sektor Pertanian di Era Revolusi 4.0 dan Society 5.0

Diperbarui: 28 Desember 2020   22:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Revolusi industri 4.0 merupakan fenomena yang mengintegrasikan mesin dengan jaringan internet (internet of things). Konsep ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2011 dalam pameran industri Hannover Messe yang diadakan di Kota Hannover, Jerman. Sebelum terdapat revolusi industri 4.0, terdapat pula revolusi industri 1.0 (mulai 1784) yang berfokus pada penggunaan mesin uap dalam industri, revolusi industri 2.0 (mulai 1870) yang berfokus pada penggunaan mesin produksi massal bertenaga minyak atau listrik, serta revolusi industri 3.0 (mulai 1969) yang berfokus pada penggunaan teknologi informasi dan mesin otomasi.

Sektor pertanian diharapkan dapat berkontribusi dalam revolusi industri 4.0 di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan penduduk yang semakin bertambah dan harus dipenuhi kebutuhan pangan penduduk. Jadi, produk pertanian akan melibatkan teknologi digital dalam proses pengembangannya sehingga dapat meningkatkan produktivitas secara efektif dan efisien. Adapun adanya perencanaan kawasan agroindustri sebagai pengembangan wilayah agar dapat menggali potensi produk hasil pertanian. Sebagai perencana wilayah, dalam memberikan arahan pengembangan berbasis agroindustri hendaknya memperhatikan karakteristik wilayah dan mampu menentukan komoditas unggulan dari sektor pertanian yang ada pada suatu wilayah. Dalam memberikan arahan penataan ruang juga harus mempertimbangan rencana tata ruang yang berlaku sehingga dapat mengendalikan menurunnya luas lahan pertanian produktif yang mana merupakan risiko agroindustri 4.0.

Revolusi industri 4.0 menyebabkan penggunaan teknologi yang canggih akan menekan pekerjaan yang dilakukan manusia. Sehingga, society 5.0 dapat dikatakan sebagai solusi untuk mengurangi kesenjangan antara manusia dengan masalah ekonomi di masa depan akibat perkembangan teknologi. Society 5.0 (masyarakat 5.0) merupakan suatu konsep masyarakat yang menjadikan masyarakat sebagai pusat (human-centered) dan berbasis teknologi.

Dalam society 5.0, sektor pertanian diharapkan memiliki nilai baru agar menjadi “pertanian pintar” dengan menggabungkan kecerdasan manusia dan teknologi artifisial. Sehingga pertani mengetahui perkembangan dan metode pertanian agar dapat merumuskan rencana pertanian dengan menetapkan hasil panen sesuai kebutihan, mengoptimalkan rencana kerja sama, saling berbagi pengalaman dan pengetahuan antar petani, serta memperluas basis konsumen. Dengan begitu, kualitas sumber daya manusia petani di era society 5.0 dan revolusi 4.0 akan meningkat.

Sebagai perencana, untuk menyiapkan sektor pertanian pada era society 5.0 dan revolusi 4.0, diperlukannya kebijakan dan sosialisasi terhadap petani. Selain itu, program pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi harus direncanakan dengan baik serta membangun sarana dan prasarana yang layak agar memudahkan petani dalam bekerja.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline