Lihat ke Halaman Asli

Nashyatul Zahwa

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember 2019

Bioteknologi Hidroponik sebagai Solusi Alih Fungsi Lahan

Diperbarui: 28 Desember 2020   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bioteknologi konvensional memiliki banyak kontribusi untuk kelestarian lingkungan. Hal tersebut terbukti dengan peningkatan penggunaan pestisida yang aman dan efektif bagi pertanian, jumlah penggunaan insektisida pada tanaman menurun, dan mengurangi emisi gas rumah kaca sehingga dapat melestarikan dan meningkatkan kualitas tanah. Selain itu, bioteknologi konvensional juga mampu mengurangi kebutuhan penambahan lahan untuk mencukupi pangan penduduk yang semakin bertambah. Salah satu contoh bioteknologi di bidang pertanian adalah hidroponik. Hidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah. Hidroponik dapat menjadi alternatif bertani tanpa menggunakan lahan seperti pada umumnya.

Pertambahan penduduk semakin meningkat setiap saat, tetapi ruang yang tersedia tetap dan bahkan semakin sempit karena adanya alih fungsi lahan. Pengembangan bioteknologi akan mampu untuk mengatasi peningkatan alih fungsi lahan karena bertani secara hidroponik tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas tetapi menekankan pada kualitas tanaman. Ditambah pula, terdapat penurunan jumlah petani menjadi 415.758 orang dari periode 2017 ke 2018 (BPS, 2019). Peningkatan laju alih fungsi lahan dan penurunan jumlah petani akan mempengaruhi pasokan pangan nasional jika tidak mampu mengimbangi peningkatan populasi penduduk.

Sebagai perencana, mengembangkan bioteknologi sebagai potensi daerah agar lebih mengutamakan pengembangan sektor pertanian akan mendukung pengembangan kawasan agropolitan. Hidroponik juga dapat digunakan sebagai alternatif untuk menanggapi adanya alih fungsi lahan yang semakin terjadi. Selain itu, produk bioteknologi seperti hidroponik juga dapat digunakan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Konsep green city (kota hijau) merupakan perwujudan dari pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan aspek ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan ekonomi, kehidupan sosial masyarakat, dan lingkungan. Salah satu penerapannya adalah adanya green building (bangunan hijau) yang memanfaatkan hidroponik untuk mengurangi dampak negatif kegiatan sosial ekonomi masyarakat terhadap lingkungan. Tanaman hidroponik dapat dilakukan di rooftop atau atap bangunan sehingga terdapat rooftop garden yang selain untuk menambah ruang terbuka hijau untuk mengurangi dampak polusi, juga dapat meningkatkan ekonomi penduduk karena hasilnya dapat dijual kembali. Selain itu, juga dapat diterapkan di perkotaan yang umumnya memiliki lahan sempit dengan teknik vertical garden.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline