Lihat ke Halaman Asli

Ara

Pelajar biasa yang masih belajar

Saksi Bisu Hujan

Diperbarui: 25 Januari 2025   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Kenapa gak pulang ja?"---pertanyaan bodoh yang sebaiknya disimpan daripada dilontarkan. Tapi bagaimanalah? Sudah terucap.

"Ujan," jawabnya yang dengan mudah mematikan topik. Tentu saja, itu Raja.

Hening beberapa saat. Percayalah, hanya sesaat.

"Lu kenapa belum pulang?" Kali ini Raja memecah 'keheningan sesaat' itu dengan pertanyaan yang sama.

"Ujan, ja," jawabku, persis seperti yang ia katakan sebelumnya.

Mengapa repot sekali menanyakan hal yang tidak perlu dipertanyakan? Padahal, kami sama-sama menatap hujan yang turun, dan tahu betul bahwa tak akan ada yang bisa pulang ketika langit terus mengguyur bumi.

Hari itu, rasanya hujan benar-benar menurunkan manfaat yang besar untukku. Tidak. Juga untuk hari-hariku seterusnya.

Hujan menjadi saksi bisu percakapan dua insan yang sedang menatapnya.

Hujan tahu siapa yang kupikirkan setiap kali ia turun ke bumi.

Hujan juga tahu, untuk siapa hatiku kala itu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline