Lihat ke Halaman Asli

Nyosurka saja

Begini begitu

Tidak Sederhananya Pejabat dan ASN

Diperbarui: 22 November 2019   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sederhana, pernyataan pejabat kepolisian ketika melantik bawahannya saat menjadi pejabat baru. Simple dan mudah menghimbau untuk berpola hidup sederhana.

ASN dan polisi memang jadi sorotan masyarakat terkait gaya hidup nya yang dinilai lebih oleh masyarakat.

Publik tahu penghasilan seorang pejabat  karena mereka adalah aparatur negara yang segala sesuatunya diatur negara termasuk penghasilannya bisa di akses publik

Namun begitulah masyarakat kita tidak simpel dan sederhana, ketika seseorang berprilaku janggal atau tidak wajar menurut pendapat dan keinginannya  maka timbullah nyinyir dan gosip, ujung ujungnya tuduhan ini dan itu termasuk tuduhan penyelewengan jabatan, korupsi atau perilaku  negatif lainya yang sebenarnya tidak penting benar untuk dipermasalahkan yang seharusnya dimasalahkan adalah sudah benar tidak pejabat atau ASN itu melayani masyarakat.

Menjadi pejabat publik atau ASN itu dambaan dan impian masyarakat Indonesia, lihat saja sekarang fenomena dan eforia lowongan CPNS

Kita ikut repot memberi kabar kesana kemari, fwd sana sini di medsos informasi lowongan CPNS, mendorong dorong anak dan saudara untuk ikut serta bukti bahwa menjadi ASN itu dambaan.

Jual beli jabatan dan manuver politik  untuk mendapatkan jabatan juga banyak di beritakan jadi ya memang jadi pejabat itu dambaan orang yang berkarir.

Tapi ternyata setelah menjadi ASN atau pejabat itu tidak sederhana, karena setiap gerak geriknya diawasi orang banyak.

Sederhananya hidup sederhana itu hidup untuk dirinya sendiri sesuai dengan keadaan dan fungsinya saat itu.

Jadi tidak mudah dan susah untuk sederhana karena bagi pejabat atau ASN karena kehidupan mereka untuk orang banyak bertujuan melayani dan memuaskan seluruh lapisan masyarakat  tanpa mengenal tempat dan waktu boro boro untuk  dirinya sendiri waktu untuk keluarga pun seharusnya dinomor sekiankan.

Ruang lingkup pribadi menjadi sangat terbatas dan tuntutan masyarakat yang sangat luas memperumit masalah untuk menjadi sederhana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline