Waktu bergitu cepat berlalu, detik demi detik, menit demi menit, hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, begitu terus berlalu, namun kehidupan selalu mengikuti.
Ternyata tidak terasa, anak-anakku sudah pergi meninggalkanku, yang sulung (laki2) tinggal di Mataram disebuah rumah permukiman bersama istri dan anaknya, sementara yang bungsu (wanita) tinggal di Denpasar sejak menikah bulan Maret 2019 lalu.
Kini tinggalah aku bersama istri, hanya berdua, namun kebersamaan yang ada kadang-kadang membuat hati sedih dan hampir putus asa.
saat-saat hati ini perih, terasa tidak ada tempat untuk menimbang rasa, rasa was-was selalu menghantui, ini merupakan perjuangan hidup yang tidak aku sangka datang saat-saat usia meranjak senja, karena diusia yang ke-63 tahun aku merasakan beban fikiran yang sangat tak terbayangkan.
Dari segi materi aku tidak kekurangan apa-apa, astungkara
Dari segi keberhasilan anak-anak, aku sangat bersyukur, bahwa anak-anakku berhasil dalam pendidikannya
anakku yang no 1 (laki2) beberapa hari yang lalu telah lulus dari pendidikan Spesialisnya sekaligus Master (s2) dan telah berkaja sebagai Dosen
sementara anakku yang no 2(wanita) sudah menyelesaikan pendidikan Dokternya dan kini bekerja di salah satu rumah sakit di Denpasar - Bali.
Seharusnya aku bahagia memiliki anak-anak yang "suputra", dari segi itu aku sangat berbahagia dan bersyukur kepadapan Tuhan dan para leluhur yang telah membimbing kami sekeluarga mencapai sukses.
Ini mungkin hidup dan kehidupan yang harus ku jalanani, dan ini juga mungkin karma yang harus ku jalani, karena karma seseorang menurut pandanganku harus diterima, karena itu mungkin karma bawaan, dan karma itu saat ini aku terima.
Jalan satu-satunya yang ku lakukan sekarang hanya rajin bersembahyang dan mengucapkan rasa syukur, bahwa aku masih diberikan nikmat hidup dan kesehatan yang lumayan sehat.