Pada zaman dahulu terdapat sebuah cerita mitologi Hindu Bali dikisahkan bahwa di Pulau Bali terdapat raksasa yang sangat sakti dan ditakuti oleh semua masyarakat..Mayadenawa melarang semua masyarakat atau umat Hindu Bali untuk melakukan persembahyangan ke pura untuk memuja dewa/ida sang hyang widi, karena Mayadenawa ingin semua masyarakat menyembah dia.Karena banyak dari masyarakat yang masih menyembah dewa.Para dewa yang melihat hal tersebut merasa sangat geram terhadap tingkah laku Mayadenawa tersebut, maka diutuslah Bhatara Indra untuk turun ke marcapada (Dunia) untuk menemui dan menghabisi raksasa Mayadenawa tersebut.Ketika Bhatara Indra sudah berada di sebuah tempat yang memiliki tingkat kemiringan yang cukup terjal, di sanalah dia berhasil menjumpai Mayadenawa. Namun Mayadenawa sangat angkuh dan sombong, bahkan dia mulai melawan bhatara indra .Karena mayadenawa ini berani untuk melawan,maka Bhatara Indra pun bergegas menyerang Mayadenawa, karena kehebatan dan kesaktian yang dimiliki oleh Bhatara Indra, maka Mayadenawa kewalaham dibuatnya. Lalu ia berlari berusaha menjauhi.sang maya denawa ini sempat bersembunyi dan berkali-kali dia melakukan penyamar dia sempat menyamar menjadi pusung atau daun kelapa yang masih muda,menjadi jantung pisang,menjadi batu besar,menjadi manuk raya,hingga akhirnya dia menjadi batu paras yang dimana batu paras ini di panah oleh dewa indra hingga akhirnya mayadenawa ini dapat dikalahkan yang dimana darah nayadenawa ini mengalir menjdai sebuah sungai yang Bernama tukad petang Demikian kisah atau cerita mitologi Hindu Bali yang menjadi dasar dari perayaan Hari Raya Galungan.