Lihat ke Halaman Asli

Erny Kusuma

Suka kuliner dan jalan-jalan, kemudian diurai dalam sebuah artikel.

Tong-tong Prek, Rindu Ramadan Masa Lalu

Diperbarui: 6 Juni 2018   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Istimewa

Dalam setahun cuma 30 hari terdengar keriuhannya. Apalagi keberadaannya bertujuan baik yakni membangunkan orang-orang yang ingin  makan sahur. Menembus dinginnya hawa dini hari, sekumpulan orang-orang itu membunyikan alat. 

Dulu waktu saya kecil musiknya berbunyi: Tong Tong Prek. Bunyi itu berasal dari bambu yang dibunyikan dengan cara seperti kentongan. Dengan ritme yang teratur menghasilkan bunyi yang unik menurut saya.

Itulah tradisi yang hanya ada di bulan Ramadhan. Selama  sebulan penuh  alunan musik pembangun waktu sahur itu menggema ke penjuru kampung. Suaranya yang cukup memekakkan telinga tapi sangat membantu ibu-ibu agar tidak terlambat bangun sahur.

Tapi kadang meski terdengar bunyi musik tong tong prek, kalau kantuk lebih berat, ya terlambatlah makan sahur. Tak jauh-jauh, memasuki puasa hari ke-20, saya pun beberapa kali terlambat untuk sahur. Duh...

Tradisi Membangunkan Sahur, Apa Masih Dibutuhkan?

Seiring berjalannya waktu di jaman now, tradisi tong tong prek sudah jauh berkurang.  Saya yang produk jaman old bisa merasakan hal itu. Kenapa? Disamping sekarang banyak yang mengandalkan alarm jam, juga menggunakan hp atau smartphone yang bisa disetel sesuai keinginan. 

Tampaknya ada pergeseran atau perubahan tentang tradisi membangunkan sahur. Di kampung tempat tinggal saya pun demikian. Dini hari saat sahur kalau jaman dulu biasanya riuh, kini sepi-sepi saja. Hening. Tak ada lagi  tradisi tong tong prek. Padahal itu adalah ciri khas musik bulan Ramadhan saat sahur. Mengapa?

Beberapa hal yang membuat tradisi tong tong prek tak familiar lagi:

1. Banyak orang beralih ke alarm jam atau hp. Dengan menyetel alarm, waktu untuk sahur tidak banyak "terbuang" di jalanan. 

2. Lebih efisien dan waktu rehat lebih banyak untuk energi esok hari dalam beraktivitas. Jadi tidak melakukan tradisi membangunkan sahur.

3. Tong tong prek dengan keriuhannya kuatir membangunkan orang yang tidak ikut bangun sahur (tidak ikut puasa)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline