Lihat ke Halaman Asli

Nyi Ai Tita

Guru suasta

Puput dan Kak Ning

Diperbarui: 1 September 2024   06:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Puput dan Kak Ning

"Hai putih kenapa kamu menangis di sini?"
Si putih belum bisa menjawab malah tangisannya semakin menjadi jadi.

"Hii hiii hiii, ibu ibu ibu!" ucapnya sambil memeluk gumpalan tanah.

Maaf yah, saya memanggil kamu si Putih karena bulu kamu putih. Ucap si Kuning.

Si Putih tidak menjawab dia terus aja menangis semakin keras. Sepertinya lagi sedih nih si putih. Guman si Kuning dalam hatinya.  Biarkan aja dia menangis mungkin masih sedih nanti juga ada waktunya cape pasti berhenti.

Kurang lebih satu jam si Putih lama lama diam. Setelah diperhatikan ternyata dia tertidur. Mungkin merasa cape karena menangis terus.

Si Kuning mencoba mengambil daun pisang kemudian diselimutkan ke badan si Putih.

Kasian sepertinya si Putih kehilangan induknya. Dia merasa ditinggalkan oleh orang yang sangat mencintainya.

Tidak terasa suara ayam membangunkan, "Kukuruyuk kukuruyuuk!"

Si Putih membuka mata sambil daun telinganya nampak berdiri. Beberapa saat kemudian dia bangun melirik ke kanan dan ke kiri.

Setelah dia sadar memandang tumpukan tanah. Tak terasa air mata yang sudah mengering tadi keluar lagi membasahi pipinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline