Peringatan hari kesehatan mental sedunia yang jatuh pada tanggal 10 oktober 2019, hampir dibarengi dengan jadwal tayang perdana film "JOKER " pada tanggal 4 oktober 2019. Awalnya saya kurang tertarik dengan film ini, tapi begitu mendengar review dari seorang sahabat lama tentang film yg barusan ditontonnya ini, membuat saya menjadi penasaran.
Dalam film yang dibintangi jaqouin phoenix ini, digambarkan sosok yang mengalami kelainan jiwa karena tidak bisa mengendalikan keinginan tertawa , yang pada akhirnya membuatnya sering di bully oleh orang-orang disekitarnya. Konflik mulai dimunculkan oleh sang sutradara Phillips ketika seorang teman dari JOKER (Arthur fleck) memberikan sebuah senjata ( Pistol ).
Temannya memberikan senjata dengan maksud untuk melindungi diri, tapi ternyata justru membuat JOKER mulai menjadi tidak terkendali dengan melakukan pembunuhan dan tindakan kekerasan.
Saat tampil dihadapan public, JOKER akan merias wajahnya dengan make up topeng yang "Smiling face ". Lebih tepatnya JOKER sedang menutupi kesedihannya dengan wajah yang penuh tawa.
Hal ini sudah sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari dengan tampil ceria didepan banyak orang untuk berusaha menutupi berbagai kesedihan atau duka lara yang sedang kita alami. Manusia sering memakai seribu topeng untuk menjalani perannya sehari-hari.
Karakter JOKER yang sangat jahat inilah yang menjadi kontroversial, karena ditakutkan akan berpengaruh negative terhadap orang-orang yang menontonnya.
Memang setiap tindakan kejahatan tidak dapat kita tolerir sama sekali, akan tetapi ada sisi lain dari film ini yang dapat kita pahami, layaknya sang sutradara yang tertarik mengangkat cerita ini karena keingintahuan darimana orang seperti JOKER ini berasal.
Terkadang dalam kehidupan sehari-hari, tanpa sadar dalam ucapan atau tingkah laku kita yang telah membuat perubahan besar dalam diri seseorang, akan menjadi lebih baik kalau hal tersebut ditanggapi positif tapi malah sebaliknya, jika ditanggapi dengan pikiran negative maka contohnya adalah JOKER. Manusia yang dibully secara terus-menerus pada akhirnya memendam dendam yang berkepanjangan.
Mungkin pernyataan ini ada benarnya " Orang jahat itu terlahir dari orang baik yang tersakiti ". Orang yang berperilaku jahat disebabkan trauma,pelecehan baik secara fisik maupun mental, dan berbagai ketidakadilan di masa lalu yang terjadi secara kontinyu hingga seseorang dewasa.
Dalam memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia pada tahun ini WHO menitikberatkan pada 3 hal :
1. Berawal di usia 14 tahun