Lihat ke Halaman Asli

Nyayu Fatimah Zahroh

TERVERIFIKASI

Everything starts from my eyes

Inikah Akhir Kisah Bencana Asap Kebakaran?

Diperbarui: 18 September 2019   13:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Kebakaran Hutan (Kompas.com)

Bencana kebakaran tahun ini memang menyita perhatian masyarakat luas. Bahkan Pak Presiden kita sendiri turun langsung untuk melihat seberapa parah bencana kebakaran hutan yang telah merugikan banyak orang baik secara materi maupun non materi. 

Namun sepertinya pamor bencana nasionali ini mulai turun, pemberitaan di televisi udah jarang bahkan tidak lagi menanyangkan perkembangan bencana asap kebakaran hutan dan lahan. Apakah ini akhir dari bencana kebakaran hutan dan lahan?

Kini posko-posko bencana asap kebakaran hutan dan lahan di berbagai daerah seperti di Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, bahkan di ibukota sendiri untuk menanggulangi bencana asap. 

Di pulau Jawa tampaknya mulai ditutup seiring berkurangnya titik panas (hotspot) dan bertambahnya intensitas curah hujan yang turun di wilayah terjadinya bencana. 

Tenaga dan pikiran telah dikerahkan untuk menanggulangi bencana yang hampir terjadi setiap tahun, mulai dari masyarakat setempat, pemerintah lokal, hingga pemerintah pusat. Tak penting lagi apakah hari libur nasional, akhir pekan, atau hari biasa. Yang terpenting adalah bencana asap kebakaran harus diselesaikan.

Sekarang ini saya sedang berada di posko satgas udara dalam pemanfaatan teknologi modifikasi cuaca untuk menanggulangi bencana asap kebakaran lahan dan hutan di provinsi Sumatera Selatan. 

Ini adalah posko terakhir dalam periode bencana asap kebakaran lahan dan hutan setelah beberapa posko lainnya tutup. Kondisi di Sumatera Selatan ini sejak saya menginjakan kaki seminggu kemarin sudah lebih baik jika dibandingkan dengan kondisinya 3 bulan lalu ketika posko bencana ini baru saja di buka.

Hari ini (21/11) tercatat 4 titik panas berada di Sumatera Selatan dan sebanyak 6 titik api di seluruh Indonesia berdasarkan pantauan citra satelit NOAA. Titik-titik panas sudah mulai padam walaupun dalam operasi satgas udara masih saja ditemukan beberapa titik kebakaran lahan dan hutan yang dibakar secara sengaja. 

Dikatakan sengaja karena luasan lahan yang dibakar benar-benar berbentuk persegi. Masyarakat yang membakar hutan tersebut sebelumnya membuat batas dengan menggali sedikit batas lahan yang akan dibakar kemudian mengairinya sehingga kebakaran hutan tidak meluas ketika api mengenai batas air tersebut. 

Esok harinya, mereka akan melakukan hal yang sama di lahan yang lain dan berulang terus.

Kini intensitas curah hujan pun meningkat hampir di sebagian besar wilayah Sumatera Selatan. Curah hujannya mencapai lebih dari 60 mm. Berkat bantuan teknologi modifikasi cuaca (TMC) selama lebih dari 130 hari, telah lebih dari 160 kali penerbangan untuk penyemaian awan, dan telah menghabiskan lebih dari 100 ton garam untuk meningkatkan curah hujan sejak awal bulan Juli lalu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline