Lihat ke Halaman Asli

Nyayu Fatimah Zahroh

TERVERIFIKASI

Everything starts from my eyes

Kalbar Berasap, Pemerintah Bertindak

Diperbarui: 16 Agustus 2018   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*cuaca berasap di Pontianak

Musim kemarau tahun ini memang sudah berdampak pada kekeringan hampir di sebagian besar wilayah Indonesia. Bukan hanya pasokan air tanah yang berkurang tetapi juga berdampak pada kebakaran hutan, asap kebakaran yang menyebar ke seluruh daerah, asap yang terhirup menyebabkan gangguan pernapasan, visibility yang rendah mengakibatkan beberapa penerbangan terganggu, curah hujan rendah, bahkan menyebabkan menaiknya kurs rupiah. 

Keparahan ini didukung dengan adanya fenomena alam seperti El nino yang membuat wilayah sekitar Indonesia kering dan wilayah Amerika Selatan basah. BNPB sebagai badan yang berurusan dengan penanggulangan bencana memberikan upaya seperti water bombing dan teknologi modifikasi cuaca.

Water bombing atau bom air merupakan salah satu cara menanggulangi hotspot atau titik api dengan memberikan sejumlah air langsung ke titik api tersebut dengan menggunakan helikopter seperti Kamov (dari Rusia) dan Bolkow (dari Jerman). 

Cara ini cukup efektif untuk bertindak langsung pada titik api. Heli Kamov dengan membawa tampungan air seperti ember besar berkapasitas 5000 liter diarahkan ke sumber air seperti sungai lalu digiring ke target titik api. 

Sedangkan heli Bolkow hanya mampu membawa sekitar 450 liter. Hanya saja teknologi ini akan memakan waktu yang lama dan tidak bisa dipungkiri jika air yang dibawa tidak seluruhnya bisa dijatuhkan pada sasaran karena selama perjalanan bisa jadi air tampungan tercecer. Untuk biaya heli kamov sekali operasi mencapai 150 juta rupiah sedangkan Bolkow mencapai 30 juta rupiah. Wow

*pesawat casa A2105 yang digunakan untuk TMC (depan)

Berbeda dengan water bombing, teknologi modifikasi cuaca atau yang lebih dulu dikenal sebagai hujan buatan tidak berurusan dengan “menyiram dengan air”. Teknologi ini memberikan intervensi pada awan agar dapat mempercepat dan memperbanyak jumlah potensi hujan. 

Banyak orang salah kaprah tentang teknologi modifikasi cuaca. Mereka beranggapan bahwa hujan dapat dibuat. Jika penyemaian NaCl (garam) dilakukan di tempat target maka hujan akan turun. 

Tidak semudah itu. Banyak faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan seperti analisa kondisi cuaca di wilayah target, analisa keberadaan awan dengan menggunakan radar, dan analisa arah dan kecepatan angin, analisa lainnya yang berhubungan dengan meteorologi.

Jika semua sudah dianalisis, para flight scientist bersama crew pesawat membuat strategi untuk menyemai target, dalam hal ini target berarti awan. Jumlah garam yang ditabur pun harus sesuai dengan kondisi awan. 

Jika awan terlalu kecil lalu diberi banyak garam, maka akan terjadi kompetisi antar inti kondensasi (garam). Awan bukannya tumbuh malah tak terbentuk. Setelah target telah disemai, apakah langsung terjadi hujan? Bisa iya bisa tidak. Karena kita berurusan dengan alam, maka banyak ketidakpastian di sana. Yang kita lakukan hanya mempelajari alam lalu dieksekusi.

Efektifkah TMC pada musim kemarau

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline