Lihat ke Halaman Asli

Nyayu Fatimah Zahroh

TERVERIFIKASI

Everything starts from my eyes

Sssttt, Jangan Berbisik!

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi berbisik (sumber: http://www.askavocalcoach.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Ilustrasi berbisik (sumber: http://www.askavocalcoach.com)"][/caption] Berbisik merupakan hal yang biasa dilakukan banyak orang, tujuannya tak lain agar pemibicaraan tidak diketahui oleh banyak orang, atau yang bersifat rahasia. Namun, dalam penerapannya, berbisik cenderung bisa menyingggung perasaan orang-orang disekitarnya. Ya, setidaknya itulah yang saya rasakan. Memang benar, banyak hal-hal hanya boleh diketahui oleh beberapa pihak dan pihak tertentu tidak boleh mengetahuinya. Oleh karena itu mereka berbincang dengan memelankan suara, mendekatkan mulut pembicara dengan telinga pendengar, dan ditambah dengan menutupi gerakan bibir dengan telapak tangan. Jika anda menjadi salah satu orang yang berkomunikasi tersebut, tentu tidak ada salahnya. Toh, kita butuh privasi. Namun apabila anda menjadi orang yang berada disekitarnya dan tak sengaja melihat adegan ini, apakah perasaan anda? Walaupun berusaha berpositif thinking, ada sedikit perasaan yang membuat saya terganggu ketika melihat orang lain berbisik dihadapan saya. Apa yang mereka bicarakan? Apakah sedang membicarakan saya? Apakah penampilan saya berantakan? Apakah saya salah bicara? dan lain sebagainya. Hal tersebut tentunya sangat mengganggu dan membuat orang lain tidak nyaman. Meskipun sering pada kenyataannya mereka tidak sedang membicarakan kita. Itulah sebabnya saya tidak suka berbisik-bisik. Bahkan kalau ada orang lain yang mengajak untuk berbincang dengan berbisik, biasanya saya jawab dengan intonasi normal. Tanpa berbisik. Atau tanpa sungkan-sungkan saya akan mengatakan jangan "bisik-bisik". Menurut saya, ada beberapa alasan mengapa berbisik itu tidak perlu: 1. Mengapa harus berbisik jika orang yang kamu bicarakan tidak ada disekitarmu. Jika itu membicarakan kebaikan, maka tak perlu sambil berbisik, orang lain pun akan dengan senang mendengarkannya. Jika itu membicarakan keburukan orang lain (ghibah), maka hal tersebut tidak boleh dilakukan. Selain karena agama melarang membicarakan keburukan orang lain, kita perlu sadar bahwa kita bukanlah orang yang sempurna untuk membicarakan kejelekan orang lain. 2. Kalau anda menginginkan privasi, anda bisa membicarakannya di tempat yang kiranya orang-orang sekitar tidak mengenal anda atau bisa diruangan tertutup dimana tidak ada orang lain yang mendengar. Karena jika anda membicarakan privasi di depan orang, akan sangat berbahaya dan orang lain menganggapnya anda sedang membicarakan orang tersebut. Coba bayangkan anda berada di posisi orang sekitar yang melihat di depan mata anda sedang berbisik, dan tanpa sengaja mereka melirik anda. Apakah anda merasa sedang dibicarakan? Hal tersebut tentunya membuat orang disekitar anda tidak nyaman dan mungkin akan tersinggung. 3. Berbisik ternyata dapat memberikan efek negatif terhadap kesehatan. Berbisik dapat memberikan trauma terhadap laring, pita suara tak bergetar normal dan mengering, dan bahkan efeknya tak lebih buruk daripada anda berteriak (http://blogs.voices.com, http://www.nytimes.com). Walaupun banyak efek negatifnya, ada beberapa budaya yang memang menyarankan agar berbicara dengan berbisik karena takut orang disekitarnya merasa terganggu. Misalnya sedang dalam kereta, ketika orang lain sunyi, dengan seenaknya kita menelepon dengan suara keras. Tentunya orang lain akan terganggu dan kita mengganggu hak orang lain untuk mendapatkan ketenangan. Atau sedang dalam acara keagamaan yang tenang, karena ditakutkan mengganggu orang lain, maka diperlukan berbisik. Dalam kodisi tertentu memang berbisik diperlukan, namun jika ada opsi untuk berbicara pelan daripada berbisik maka saya akan memilih berbicara pelan. Sekarang anda sudah tahu dimana, kapan, dan bagaimana anda berbisik agar tidak menyinggung dan mengganggu orang disekitar anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline