Percaya atau ngga, saya sudah 8 tahun lebih mengikuti pergelaran MotoGP. Tetapi makin kesini, saya justru makin jarang nontonnya. Karena ngga sempet dan (sok) sibuk. Jika ada jadwal balapan, pastinya langsung nonton.
Bermula sejak saya duduk di bangku SMP kelas 3 tepatnya. Saya sudah mengikuti balapan MotoGP tetapi belum full season. Sampai tahun berikutnya, saya menonton seluruh serinya. Alasan pertama karena adanya pengaruh peer group yang memang hobi nonton MotoGP. Tahun 2006 hanya mengikuti saja. Tentunya saya sudah mulai mengetahui karakteristik masing-masing pembalap. Pada tahun 2006 pemenangnya adalah Nicky Hayden. Sang Kentucky Kid. Tidak tahu sebelumnya ternyata orang Amerika sangat jarang sekali bermain di balapan MotoGP. Sangking ngga populernya, pembalap MotoGP sendiri merasa ngga tenar saat berada di negeri Paman Sam itu.
Kembali ke topik... Saking senengnya nonton MotoGP, kalau ada balapan yang jam tayangnya malam seperti di Qatar (balapan malam), dan Amerika, saya harus dan pasti nonton. Bahkan sampai buat jadwal di tembok kamar lalu disana tertulis posisi Prepractice dan Race. Tak lupa menulis poin klasemennya.
Lanjut,... Pembalap Idola saya adalah Dani Pedrosa. Tahu lah... karena dia ganteng. Tapi itu bukan satu hal yang membuat saya memilih Dani Pedrosa. Tubuhnya yang mungil ini lah yang membuat saya amaze dengan kemampuannya yang luar biasa dengan merebut juara dunia di 2 kelas di bawah MotoGP(125 cc dan dua kali 250cc). Hey, Motor sebesar itu bisa dibawa oleh Pedrosa yang hanya memiliki massa tubuh 5o kiloan dan tinggi 159cm?1. Namun sayangnya... sampai 8 tahun terakhir dia hanya bisa masuk 2 besar klasemen di kelas bergengsi ini. Yang saya lihat, banyak saja kendalanya untuk meraih juara ini. Terutama kecelakaan. Gaya khasnya adalah saat starting. Selama yang saya tonton... dia punya rekor dari baris ke 3 (urutan 8) dan langsung memimpin sebelum tikungan pertama. Hm... kayaknya belum pernah liat yang seperti itu selain Pedrosa.
[caption id="attachment_341082" align="aligncenter" width="560" caption="GP Czech Rep. 2014 (motogp.com)"][/caption]
Tim andalannya Repsol Honda seolah memberikan apa yang Pedrosa mau. Kontraknya selalu diperpanjang dan desain motor dibuat lebih nyaman dengan tinggi badannya. Yaa... mungkin karena dia adalah pembalap Spanyol dan Repsol berasal dari Spanyol. Dan selalu untuk tim pabrikan,... teman satu timnya selalu menjadi rival utamanya. Mulai dari Nicky Hayden, Casey Stoner, Andrea Dovizioso, dan sekarang Marc Marquez. Perseteruan pun tak jarang terjadi karena terjadi insiden saat balapan.
Rider favorite selanjutnya adalah Valentino Rossi. Siapa tak kenal dia... (lagu Ikang Fauzi). Ya dia adalah orang gila. Mungkin dia lah yang paling sepuh dan masih berada di garis depan. Saya tidak mau membahas rekor-rekor yang pernah dicapai tapi kepribadiannya lah yang menjadi menarik. Ia sudah pernah menjuarai seluruh kelas. Memang dia berbakat. Sampai akhirnya dia masuk ke kelas bergengsi MotoGP.Bahkan ia terkenal dengan selebrasi yang unik-unik. Misalnya mempersiapkan sepasang orang yang berperan sebagai polisi, lalu berakting memperingati Vale karena berkendara terlalu cepat. Hey, bagaimana bisa orang mempersiapkan selebrasi padahal balapan belum dimulai dan belum tahu siapa pemenangnya? Ya itulah Vale, terlalu pede atau bahkan ia adalah orang yang paling optimis.
Ada hal unik lain, yaitu Rossi menganggap Motornya adalah pacarnya meskipun ia sudah punya pacar sungguhan. Rossi punya ritual, selalu berbicara dengan motornya sebelum balapan.. Ia juga sering menciumnya. Pokoknya ia harus memastikan terjalin koneksi dengan sang tunggangan. Sempat ada drama saat ia harus pindah ke Ducati. Seperti perpisahan. Namun, karena mereka telah menyatu, akhirnya dua tahun kemudian ia kembali ke Yamaha.
[caption id="attachment_341084" align="aligncenter" width="570" caption="Ritual Rossi (motogp.com)"]
[/caption]
Timnya solid. Saat masa jayanya, ia tidak pernah berada di posisi 3. Namun sejak kedatangan pembalap-pembalap yang lebih muda, tentunya umur tidak bisa dibohongi. Sering sekali ia tersalip dan tidak naik podium saat balapan. Tapi hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya. Ia pernah dituding bahwa, itu karena motornya yang bagus bukan pembalapnya. Karena tidak terima, Rossi pun sampai nenantang menggunakan motor tim satelit. Kemudian ia membuktiknannya dengan cara lain. Motor yang dulu ia pakai adalah Honda, sang pemenang, unggulan, dan selalu menang. Lalu tiba-tiba Rossi dan timnya berpindah ke Yamaha, yang miskin kemenangan pada saat itu. Keberanian atau lebih tepatnya kenekatannya membuat orang sedikit ragu akan kemampuannya. Ternyata tidak, ia langsung juara dunia. Ia juga pernah mencoba di Ducati, pabrikan asal negaranya Italia. Tapi, tak ada yang bisa menungganginya dengan baik kecuali Casey Stoner...
Casey Stoner yang kini sudah hengkang dari MotoGP, merupakan salah satu pembalap luar biasa. Di lihat sekilas sih orangnya kalem-kalem aja tapi waktu balapan, ia akan melesat jauh meninggalkan rival-rivalnya. Dan dia salah satu pembalap yang jarang ada konflik dengan pembalap lain. Casey adalah satu-satunya pembalap yang berhasil menunggangi “Si Merah Ducati” dengan benar. Bahkan sekaliber Rossi pun tak tahan dengan keliaran Ducati dan hanya bertahan 2 tahun kontrak. Tak banyak yang saya tahu tentang Casey Stoner selain ia selalu menampilkan kemesraannya dengan istri cantiknya Adriana Tuchyna, yang merupakan fansnya dulu. Dituding saat pensiun dini alasannya karena soal keluarga kecilnya. Saya pun tak tahu pasti.
Lalu ada Jorge Lorenzo, si nakal ini dulu terkenal dengan permen lolipop nya saat di kelas 125cc dan 250cc. Mulutnya tak pernah lepas dari lolipop (mungkin juga karena sponsor). Saya melihatnya sejak di 250cc hingga kini di MotoGP. Perubahan besar Lorenzo adalah dari kematangan mentalnya. Dulu, ia sering mengamuk saat kalah atau terjatuh dari balapan. Yaa... kayak anak kecil lagi marah gitu. Namun, sejak masuk MotoGP dan satu tim dengan Rossi yang sudah dewasa, ia pun mulai mendewasakan diri. Teman satu negaranya Pedrosa yang terlihat kalem pun ditiru Lorenzo. Dan kini ia pun telah menjuarai MotoGP dan selalu ada dibarisan terdepan.
[caption id="attachment_341085" align="aligncenter" width="560" caption="Penobatan juara untuk Marquez tahun 2013 (motogp.com)"]
[/caption]
Yang terakhir adalah Marc Marquez.... Dia telah dinobatkan sebagai pembalap termuda (kelahiran 17 Feb 1993) yang pernah menjuarai kelas tertinggi MotoGP tahun 2013. Di tahun pertamanya, ia telah mengalahkan senior-seniornya yang tentunya pernah menjuarai MotoGP. Semua mata tertuju pada si anak kecil ini. Gayanya yang agresif selalu menjadi kontroversi . Pedrosa sebagai teman satu timnya pun pernah merasa dirugikan karena tersenggol oleh Marquez dan terjatuh. Pribadinya berbeda saat sedang tidak balapan. Ia ramah, selalu senyum, dan lucu. Namun saat balapan, ia bangaikan singa yang mencari mangsa, liar. Ia pun tak jarang melakukan kesalahan yang merugikan orang lain. Bahkan ia sering mendapatkan peringatan dari Dorna sebagai penyelenggara. Mungkin hal tersebut karena pribadinya yang masih labil...Sampai tulisan ini di buat, klasemen sementara masih dipegang Marquez dan dari 12 balapan, 11 nya disabet si alien ini. Ckckck.
Itulah mereka, selalu empat terdepan di kelas MotoGP. Saya pun tidak tahu kenapa. Tapi balapan selalu di dominasi oleh empat orang atau sering disebut Fantastic 4. Dulu formasinya Lorenzo, Rossi, Stoner, dan Pedrosa. Kini posisi Stoner digantikan oleh Marquez. Ada yang patut dicontoh oleh mereka, yaitu agresif. Mereka akan mendapatkan gelar juara jika mereka lebih agresif dari rival-rival mereka yang agresif juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H