Senin malam kemarin habis nonton gala premiere “My Idiot Brother” bersama kompasianer-kompasianer lainnya. Well, ini pertama kalinya nonton gala premier dan gratisan pula. Hehe. Coba deh, liat trailernya di youtube. Waktu saya tonton di youtube, lumayan menggugah hati, bikin sedih, dan ingin ditonton. Apakah, film keseluruhannya bisa menggugah hati seperti yang di trailer?
Sebelumnya terima kasih kepada tim film My Idiot Brother yang telah mengundang para kompasianer untuk menonton film ini. Undangannya yang telah dijadwalkan jam 16:00 hari senin tanggal 29 September 2014, tetapi, hari sabtu mereka mengirimkan lagi undangannya dan tanpa kita sadari jadwal telah mundur menjadi 19:30. Oke lah... tambah malam saja. Katanya sih karena jam 4 itu untuk undangan anak sekolah. Jadi, perwakilan-perwakilan dari sekolah se Jabodetabek diundang untuk nonton gala premier film ini (Wah... asik ya). Eh, taunya pas menukarkan undangan dengan tiket nonton, jadwal diundur menjadi jam 21:30. Untung ngga mengurangi rasa “kepingin” nonton film ini.
[caption id="attachment_345192" align="aligncenter" width="565" caption="Adila sebagai Angel dan Ali Mensan sebagai Hendra (youtube.com)"][/caption]
Saat menukarkan tiket, kita dikasih buku novelnya hasil karya Agnes Davonar . Saya pikir novel “My Idiot Brother” tuh tebal, ternyata kurang dari 100 halaman saja! Jangan-jangan, baca bukunya lebih cepat dari pada nonton filmnya. Sebenarnya, saya ingin baca-baca novelnya itu, tapi takut nanti kecewa karena biasanya novelnya lebih bagus daripada filmnya. Selain mendapatkan novel “My Idiot Brother” kita juga dapat novel Love n’ Life, Ayah Mengapa Aku Berbeda? Karya orang yang sama.
Sebelum film dimulai, di lobby XXI Epicentrum, Kuningan sudah ada para pemeran film tersebut. Orang-orang yang hadir pun minta foto bersama artis-artis tersebut. Maklumlah, jarang-jarang ketemu artis kan??? Lalu, kami menunggu... menunggu... dan menunggu... sampai akhirnya pintu studio 2 dibuka.
Sebelum film diputar, salah satu pemeran di film tersebut, Donny Kesuma memberikan sambutan dan memperkenalkan para pemeran utamanya. Ada Ali Mensan sebagai Hendra/Kakak, Adila Fitri sebagai Angel/Adik, Cindy Fatikasari sebagai Ibu Hendra, dan Dony Kesuma sendiri sebagai Ayah Hendra. Selain pemeran-pemeran tersebut masih ada Aaron Ashab sebagai Aji atau teman Angel dan Kimberly Ryder sebagai Agnes teman kelasnya Angel sekaligus sebagai antagonis dan masih banyak lagi pemain yang ikut hadir di gala premier ini.
[caption id="attachment_345193" align="aligncenter" width="431" caption="sumber: youtube.com"]
[/caption]
Kesan Saat Film Dimulai
Di awal film ada teaser yang menunjukkan bagaimana Hendra sang kakak divonis dokter karena memiliki kelainan/keterbelakangan mental saat masih kecil sehingga film ini disebut “My Idiot Brother”. Sang adik perempuannya yang normal terlihat membenci adiknya yang menurutnya menyusahkan saja. Di film tersebut juga ada cerita percintaan antara Angel dan Aji. Dan seterusnya... (tonton sendiri aja ya).
Jika diberi nilai, ada plus dan minusnya dari film tersebut. Saya sebutin minusnya dulu ya... Ini hanya subyektivitas saja. Film ini menurut saya mudah ditebak dan mungkin tidak cocok dengan selera film saya. Kalau boleh dibilang sih ini tontonan kesukaan anak SMP atau SMA, secara.... pemainnya ganteng-ganteng dan cantik-cantik. Alur ceritanya kurang membawa hati seperti trailer yang bisa dilihat di youtube. Mungkin (maaf) seperti film-film (berkualitas) FTV. Ya... pokoknya bukan selera saya.
Nilai plusnya adalah, akting dari dua pemeran ini (Ali Mensan dan Adila Fitri) bisa dibilang menarik. Apalagi Hendra yang memerankan kakak yang idiot. Terlihat natural. Adiknya yang manja pun terlihat “manja”nya. Ada beberapa adegan yang lucu juga yang membuat seluruh penonton dibioskop tertawa. Selain itu, pesan moral di dalamnya bisa diambil pelajaran untuk para orangtua, adik, kakak, teman, dsb... agar menyayangi orang yang berkebutuhan khusus seperti orang-orang terdekat kita lainnya. Justru mereka memerlukan perhatian lebih. Rasanya tidak manusiawi jika kita masih ledek-ledekan kekurangan orang. Karena sebenarnya mereka punya kelebihan walaupun hanya satu bahkan kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang-orang berfisik sempurna.
Membandingkan dengan Novel Sebelumnya
Jika dibandingkan dengan film dari novel Agnes Davonar sebelumnya seperti Ayah Mengapa Aku Berbeda? dan Surat Kecil untuk Tuhan, mungkin saya lebih memilih kedua film tersebut. Mengapa? Seperti yang saya bilang tadi, rasa sedih sudah ada sejak awal film. Sehingga sepanjang film mampu membangkitkan emosi terutama sedih hingga banjir air mata. Tapi, bukan berarti film ini tak layak tonton. Saya justru menyarankannya. Agar kita dapat menilai film-film karya anak Indonesia, dan membuatnya lebih baik lagi.
Film ini cocok untuk tontonan keluarga, ada lucunya juga ada sedihnya. Untuk anak-anak, bisa menonton dengan bimbingan orangtua agar anak dapat dengan mudah mengerti isinya dan mengambil nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya. Selamat menonton di bioskop-bioskop dekat rumah anda. Hehehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H