Desa paya pelawi merupakan sebuah gampong kecil yang ada dikecamatan birem bayeun, kabupaten aceh timur provinsi aceh, indonesia . gampong paya pelawi merupakan suatu gampong yang diduduki oleh kurang lebih 500 jiwa didalamnya. Didalam gampong paya pelawi sendiri terdapat satu sekolah menengah pertama, satu sekolah dasar, dan 1 dayah.
Selain terdapat beberapa sekolah dan juga dayah desa paya pelawi sendiri memiliki berbagai macam sumber daya alam yang mana dapat dimanfaatkan oleh penduduknya sebagai salah satu mata pencahariannya. Sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk gampong paya pelawi salah satunya ialah pohon nipah. Siapa yang tidak mengetahui pohon nipah, semua orang mengetahui pohon penghasil buah yang kaya akan Gizi didalamnya.
Desa paya pelawi merupakan salah satu desa di aceh timur yang merupakan penghasil pohon nipah terbesar. Yang mana sebelumnya kita ketahui bahwasannya pohon nipah yang dapat kita manfaatkan hanyalah buahnya saja, yang mana kadar kandungan gizi gula nipah yang cukup baik yaitu karbohidrat 89,61%, protein 5, 95% dan kadar Ca 44, 58 mg/kg.
Akan tetapi ditangan masyarakat gampong paya pelawi tidak hanya buahnya saja yang dimanfaatkan namun daunnya juga dapat dimanfaatkan dan diciptakannya sebuah produk yang dapat menghasilkan dan dapat menguntungkan. Masyarakat paya pelawi menyulap daun niipah yang mulanya btidak berharga menjadi sesuatu barang yang bernilai yaitu dengan cara menginovasi daun nipah menjadi atap rumah, yang kita kenal dengan sebutan atap daun. Yang sangat jarang sekali kita temukan saat ini dipasaran.
saat ini kita jarang sekali menemukan rumah yang beratap dari daun nipah ini, akan tetapi atap daun ini tidak hanya dapat digunakan sebagai atap rumah saja tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk atau kandang hewan ternak, kelebihan atap daun ini ialah dapat menyerap panas disiang hari dan menyimpannya untuk malam hari. Jadi pada siang hari kita tidak akan merasa kepanasan namun pada Saat malam hari ruangan yang menggunakan atap daun nipah ini akan terasa lebih hangat.
Salah seorang penduduk yang menjahit atap dari daun nipah ini yaitu ibu wati wanita yang berusia 47 tahun. Beliau menyebutkan bahwasannya beliau telah menjahit atap daun ini dari beliau kecil, karena memang atap daun ini merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat kampung paya pelawi. Setela membuat atap daun beliau akan memasarkannya ke agen khusus atau konsumen yang langsung memesannya kepada beliau, ibu wati biasanya dalam sehari dapat menjahit atap daun nipah ini sekitar 40 atap, dengan harga satuannya ialah 4000 hingga 5000 rupiah.
Saat dijumpai dirumahnya beliau menuturkan bahwa bukan hanya daun nipah saja yang dapat dijadikan sebagai atap daun, namun pohon rumbia juga dapat dimanfaatkan untuk dijadikan atap dun, namun kekurangan daun rumbia yaitu daun rumbia sendiri memiliki duri yang sangat halus halus didaunnya, yang mana duri tersebut menyebabkan kita sulit untuk menjahit atap daun dikarenakan tertusuk duri rumbia, selain itu juga pohon rimbia juga sudah sangat sulit didapatkan dikampung paya pelawi.
Cara pembuatan atap daun sangatlah mudah, ibu wati menyebutkan bahwa pertama tama yang perlu kita persiapkan ialah pohon pinang yang telah dipotong dengan ukuran panjangnya 1 meter dengan ketebalan sekita 3-4 cm. Pohon pinang ini berfungsi sebagai penyangga daun nantinya. Tidak mesti memakai pohon pinang, untuk penyangga kita juga dapat menggunakan bambu yang dipotong sama dengan ukuran pohon pinang.
nah bahan kedua yang harus disiapkan merupakan rotan, rotan yang dipotong tipis-tipis menyerupai benang untuk menyambung daun rumbia dengan penyangga kayu pinang, dan bahan terakhir dan bahan utama yang harus dipersiapkan ialah daun nipah atau juga kita dapat memakai daun rumbia sebagai pengganti daun nipah.
Cara pembuatan :