Lihat ke Halaman Asli

Nuke Patrianagara

cerah, ceria, cetar membahana

Nasi Berkat

Diperbarui: 11 Februari 2021   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Kembali kusikap jendela untuk kesekiankalinya, tidak sabar menunggu bapak menenteng nasi berkat dari kenduri tetangga, akhirnya bapak terlihat muncul dari jalanan menurun arah rumah, sekotak besek dalam kantong plastik putih ditenteng tangan kiri, tangan kanan sibuk dengan sebatang lintingan berisi irisan tembakau, bubuk cengkih dan ramuan lainnya berdasarkan resep khas pabrik yang memproduksinya.

Kubukakan pintu dan kuambil besek dengan sedikit tergesa, aroma ikan asin dan cabe gendot goreng menusuk cuping indra penciuman, sedikit berlari menuju meja makan, besek kukeluarkan dari kantong plastik, besek yang terbuat dari anyaman bambu terdiri dari bagian atas dan bawah, sebagai wadah dan penutupnya. Sedikit hati-hati membuka besek, kadang-kadang ada bambu yang tidak terpotong rapih bisa melukai jari tangan, sim salabim abra kadabra besek sudah terbuka, terlihat ikan asin tawes menutupi nasi beserta lauk dibawahnya, aku angkat ikan asin pindah ke besek bagian atas, beragam lauk menggugah selera tertata rapi diatas daun pisang menari menarik hati dan secara tidak sadar menelan ludah terlebih dahulu sebelum menikmatinya, cabe gendot goreng siram kecap manis, telur pindang masih beserta kulitnya, tempe dan tahu goreng  masing-masing satu buah, sejumput bihun kecap cabe ijo, dibalik daun pisang nasi putih nan pulen.

Makan siang menjelang sore yang nikmat ditemani secangkir teh tawar hangat untuk menghilangkan rasa pedas cabe gendot goreng.  Sebenarnya komposisi menu nasi berkat itu tidak ada pakemnya biasanya sedikit berbeda di cabe gendot suka diganti cabe ijo biasa atau protein hewaninya, ada yang memakai ikan mas goreng ukuran sedang, lapis daging sapi atau ayam goreng.

Kenduri dikampungku biasanya diadakan setelah dzuhur, sepulang bapak-bapak dari ladang, ada macam-macam kenduri, seperti selamatan kelulusan, selamatan rumah baru, selamatan kelahiran anak, selamatan panen yang melimpah tapi ada juga saat terjadi kedukaan yaitu hari ketiga, ketujuh, keempatpuluh, keseratus dan haul satu tahun orang meninggal.  Lebih banyak bapak-bapak yang diundang, para istri dan anak menunggu dirumah kecuali yang diundang untuk bantu tuan rumah.

Selain nasi berkat yang dibawa kerumah, setelah doa-doa selesai disediakan juga makanan prasmanan untuk dinikmati bersama sembari ngobrol ngalor ngidul saling bercerita kejadian di kampung, juga ada cemilan yang sama menggungah seleranya, kue-kue tradisional seperti nagasari, papais asin, wajik, angleng, tantang angin, leupeut, rengginang, renggining dan masih banyak yang lainnya. Kue-kue tanpa warna-warni dari pewarna makanan, kue-kue yang masih alami tanpa bahan-bahan kimia tambahan, rasa yang masih asli.   

Di dapur-dapur kampung kami yang rata-rata masih pakai tungku kayu bakar dan kompor berbahan bakar minyak tanah saat itu, besek bekas pakai nasi berkat dimanfaatkan untuk tempat bumbu seperti tempat bawang merah dan bawang putih, tempat menyimpan kunyit, jahe, lengkuas dan kencur, bumbu-bumbu yang tidak dikerubungi semut biasanya.

Seiring zaman nasi berkat berganti wadah, ada yang memakai dus, kotak plastik dan Styrofoam, padahal yang paling ramah lingkungan besek yang terbuat dari bambu selain mudah didaur ulang juga bisa dimanfaatkan kembali wadahnya.

Sampai saat ini sudah berumahtangga dapat nasi berkat itu memberi sensasi berbeda walaupun dengan acara dan wadah yang berbeda dari yang sederhana sampai yang unik.  Hampir setiap hari suami bawa bekal makan siang kecuali saat hari puasa, adakalanya harus menghadiri meeting baik didalam kantor sendiri atau diluar kantor, biasanya suka ada jatah  nasi kotak karena suami bekal makan siang maka jatah makan saat meeting itu suka dibawa pulang ke rumah. Dia sudah tahu kalau istrinya hobi banget makan nasi kotak eh berkat, apalagi kalau dapat dari restoran favorite nasi kotaknya jadi bisa sekalian wisata kuliner lewat nasi kotak, kenikmatannya akan sangat berbeda karena sudah gratis makannya satu kotak berdua, tapi kalau dapat nasi berkat dari tempat baru jadi bisa masuk daftar, apakah layak dicatat sebagai bahan pertimbangan nanti suatu saat akan pesan disitu atau hanya sekedar lewat. Apalagi kalau dapat nasi kotak dengan menu unik dan enak itu makanan akan selalu menancap dalam memori, rasa yang tidak pernah pergi dari indra perasa.

Dok. pribadi

Semakin kesini semakin unik berbagai bentuk tempat nasi berkatnya, semakin banyak yang menggunakan bahan ramah lingkungan, pemakaian besek bambu kembali marak bahkan mulai dihiasi dengan pernak-pernik unik untuk menarik konsumen menggunakan besek karya pedagangnya juga menarik konsumen untuk memesan nasi berkatnya.

Saat pandemi ini banyak tempat makan yang tidak menerima makan ditempat lebih banyak untuk dinikmati dirumah, begitupun pertemuan demi pertemuan sudah meniadakan makan prasmanan, para penjual makanan berlomba menarik para konsumen selain menawarkan rasa yang berbeda juga mencoba menarik perhatian dengan tempatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline