Lihat ke Halaman Asli

Nur Dini

Find me on instagram or shopee @nvrdini

Vertical Farming dan Konservasi Air

Diperbarui: 4 September 2019   14:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok: Brilio.net

Hallo,
Beberapa waktu yang lalu, saya pernah membuat artikel tentang vertical farming dan pembahasannya sebagai penyelesaian polusi udara di perkotaan serta krisis pangan.  Nah, kali ini saya masih akan membahas vertical farming lagi, tapi dari sisi konservasi air.

Pada artikel pertama saya mengatakan kalau penanaman dalam vertical farming dilakukan dalam rak bertumbuk dan gedungnya dibuat bertingkat agar hasil yang diperoleh dapat berlipat-lipat.  

Agar dapat ditumpuk dengar rak susun, metode tanam yang dapat digunakan adalah hidroponik.  Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman (wikipedia.org). 

Jenis hidroponik yang dapat digunakan adalah static solution culture (SSC), continous-flow solution culture (CSC), dan aerophonics.  Sesuai namanya, SSC berarti air yang digunakan diam, tidak mengalir.  

Jadi bibit tanaman diletakkan pada media yang mengapung diatas air.  Untuk CSC, bibit tanaman ditempatkan pada suatu media penahan dengan air yang terus mengalir.

Aeroponik merupakan sistem penanaman yang akarnya secara berkala dibasahi dengan butiran-butiran larutan nutrien yang halus (wikipedia.org).  

Metode ini tidak memerlukan media, sehingga tanaman yang tumbuh dengan akar menggantung di udara.  Nutrisi untuk tanaman akan diperoleh dengan menyemprotkan air yang telah dicampur nutrient tepat ke akar tanaman secara berkala.  

Dok: lilavert.com

Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.  Pada SSC dan CSC, pengunaan air sebagai media tanam menjadikan akar tanaman selalu terendam oleh air.   

Dengan begitu, kita bisa merancang agar air yang digunakan untuk menanam sekaligus digunakan untuk memelihara ikan.  Kotoran ikan dapat menjadi nutrisi alami bagi tanaman.  

Ikan yang dipelihara adalah ikan yang mudah diternak untuk tujuan konsumsi, jadi selain sayur atau buah, dalam satu area juga dihasilkan produk dari ikan air tawar.

Kolam yang digunakan sebagai tempat pemeliharaan ikan sekaligus sebagai media tanam kita sebut sebagai kolam stock.  Untuk pemeliharaan ikan, pakan ikan berasal dari limbah tanaman yang dihancurkan dan dicampur dengan tepung ikan sebagai sumber protein.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline