Lihat ke Halaman Asli

Mas Nuz

Penulis biasa.

Bukan Zamannya Lagi Anti Kemapanan

Diperbarui: 6 Juni 2019   23:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zaman ketika petani menjadi maskot pembangunan. (dok. pribadi)

Murah sandang pangan. Seger kuwarasan.

Sebuah lagu potongan syair lagu. Biasa dikumandangkan oleh RRI. Radio Republik Indonesia di era Presiden Soeharto. Potongan lagu yang cukup dihafal. Oleh semua golongan dan tingkatan usia. Mirip-mirip lagu fenomenal Mars Per***o.

Hidup mapan adalah ketika tak ada kesulitan untuk makan. Juga untuk membeli pakaian yang layak. Ditambah dengan anugerah sehat. Konsep kemapanan yang mendasar sebenarnya. Fisik dan rohani yang terjaga keseimbangannya.

Standar  tersebut bergeser perlahan. Seiring dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Pun dengan aspek-aspek vital yang tergerus eksistensinya. Padahal tidak seharusnya hal tersebut terjadi. Sebagai salah satu contoh adalah sektor pertanian.

Yang dahulunya menjadi andalan pendapatan negara. Disamping sektor migas yang menjadi ujung tombak utama. Kini seolah mati suri. Ditandai dengan berbagai indikator pembangunan sektor pertanian yang tidak bertambah baik.

Dibikin Simpel

Pergeseran pola pikir dan pola kebiasaan. Menyeruak ke berbagai sektor kehidupan. Semua berpikir bagaimana hidup sesimpel mungkin. Sepraktis mungkin. Teknologi memudahkan semuanya.

Bagaimana caranya belanja tak perlu datang ke pasar. Bagaimana caranya menanam padi tak perlu banyak tenaga. Pergi ke mana saja tanpa perlu menggunakan kendaraan pribadi. Tinggal tekan layar gawai. Pilih aplikasi angkutan daring. Berangkat deh.

Pun saat butuh membayar tagihan apa saja. Sambil duduk manis atau tiduran. Semua aktivitas keuangan bisa dilakukan dari satu tempat saja. Tak perlu repot-repot datang ke kantor layanan jasa.

Bahkan sampai urusan check-up kesehatan. Cukup telepon atau kirim pesan via pesan daring. Mobil unit layanan mandiri rumah sakit bisa datang ke rumah. Semua terasa simpel. Sederhana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline