Bulan Ramadan kali ini lain daripada yang lain. Mungkin baru kali ini. Pasca kemerdekaan bangsa ini menjadi panas karena suhu politik. Hal yang sebenarnya sama-sama tidak kita inginkan.
Ujian lapar dan dahaga itu sudah biasa. Ujian untuk menahan nafsu. Itu yang memang luar biasa. Termasuk di dalamnya adalah ujian untuk menahan nafsu amarah.
Tak dapat dipungkiri. Rangkaian Pemilu 2019 membuat kita harus pintar-pintar menjaga hati. Bagaimana tidak. Momen krusial pengumuman pemenang hasil Pilpres dan Pileg diumumkan pada tanggal 22 Mei 2019. Namun tumben, ternyata KPU bisa mengumumkan lebih cepat. Yakni pada dini hari tanggal 21 Mei 2019.
Hal yang tak lazim memang. Meski undang-undang tidak melarang mengumumkan lebih cepat. Tentu saja hal ini banyak menimbulkan tanda tanya. Tidak biasanya, agenda sangat penting diajukan. Apalagi yang berhubungan dengan perhelatan politik. Kalau diundurkan malah sudah jamak. Hehehe...
Bagi pihak yang menang, tentu akan menyambut dengan gembira. Namun sebaliknya. Perasaan kecewa, sedih, bahkan marah akan menghinggapi pihak yang kalah. Apalagi sejak awal indikasi-indikasi ketidakpercayaan publik kepada KPU terbaca jelas.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Berilah aku wasiat!". Beliau menjawab, "Engkau jangan marah!" Orang itu mengulangi permintaannya berulag-ulang, kemudia Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Engkau jangan marah!" [HR. Al-Bukhari No. 6116; Ahmad II:362, 466; At-TirmiziNo. 2020; Ibnu Hibban No. 5660-5661 dalam at_Taliqatul Hisan]
Kisah Jariyah bin Qudamah tersebut amatlah masyhur. Bagi para pencari ilmu tentu hadis tersebut tidak asing lagi. Saat beliau meminta wasiat kepada Rasulullah tentang perkara kebaikan yang singkat dan padat. Agar mudah untuk menghapal dan memahaminya.
Hadis itulah yang beliau sampaikan. Beliau menjawab berulang-ulang agar menahan amarah. Menunjukkan bahwa marah adalah pokok dari berbagai kejahatan. Menahan diri dari amarah adalah pokok dari segala kebaikan.
Dan masih banyak lagi hadis-hadis. Melarang nafsu amarah menguasai diri kita. Sebab apabila kita marah. Emosi mudah tersulut. Darah mendidih, saraf menegang, wajah memerah. Sehingga seringkali mulut, tangan, serta kaki bergerak tak terkendali.
Hal itulah mungkin yang ditakutkan oleh Rasulullah. Sehingga jangan sampai umatnya mengalami hal tersebut. Menahan diri. Bersabar dalam ujian menghadapi berbagai ujian. Adalah salah satu cara untuk mengendalikannya.