Lihat ke Halaman Asli

Ilmiawan

Mahasiswa

Komparasi Album "Efek Rumah Kaca" (2007) dan "Kamar Gelap" (2008)

Diperbarui: 17 Mei 2023   07:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cover album "Kamar Gelap" dan "Efek Rumah Kaca" (kiri-kanan). Sumber gambar: spotify.com yang diedit pribadi.

Beberapa hari ini, saya sedang senang-senangnya mendengarkan lagu-lagu Efek Rumah Kaca, band alternatif-rock asal Jakarta. Namun, perhatian saya jatuh pada dua album pertama mereka, "Efek Rumah Kaca" yang dirilis tahun 2007 dan setahun kemudian keluarnya "Kamar Gelap". 

Secara keseluruhan, kedua album sama-sama terdengar asyik di telinga dan sukses mengantarkan Efek Rumah Kaca memenangkan beberapa penghargaan.

Lantas rasa penasaran saya muncul tatkala habis mendengar kedua album tersebut secara maraton, dan menemukan sekilas bahwa kedua album terdengar sama saja. Seakan-akan keduanya adalah album yang sama, tanpa ada pembaharuan. 

Atau bisa jadi "Kamar Gelap" adalah lanjutan suara mereka yang terputus?

Maka saya menanyakan pada diri saya sendiri, mana yang bagi saya adalah album yang lebih baik di antara keduanya? Sehingga ini memengaruhi pandangan saya terkait perkembangan Efek Rumah Kaca secara musikal; yang mana jelas sekali bahwa album "Sinestesia" (2015) dan "Rimpang" (2023) jauh lebih signifikan perbedaannya dibandingkan dengan album lainnya.

Harus saya katakan bahwa perbandingan antara album "Efek Rumah Kaca" dan "Kamar Gelap" adalah "pertandingan" yang menarik, karena keduanya merupakan karya yang kuat sebagai pondasi suara dari Efek Rumah Kaca, serta memiliki "suara" sosial yang cukup berpengaruh bagi masyarakat. 

Meskipun keduanya memiliki gaya musik yang serupa, tapi tak sama. Nyatanya setelah mendengarkan secara berulang-ulang, saya menemukan perbedaan yang cukup signifikan dalam nuansa dan pendekatan keseluruhan.

Meskipun sudah dirilis lebih dari satu dekade lalu, kedua album ini masih "nyambung" untuk didengarkan di masa sekarang, sebut saja "Kenakalan Remaja di Era Informatika" dan lagu "Efek Rumah Kaca" yang sanga dekat dengan suasana sekarang ini. 

Tak ada kata terlambat untuk kembali mengulik album-album lama ini, meskipun di tahun ini mereka sudah mengeluarkan album barunya bertajuk "Rimpang", yang mana dengan menengok ke belakang, saya dapat lebih menikmati warna baru mereka di album terbarunya.

Album "Efek Rumah Kaca", dirilis pada tahun 2007, menghadirkan kombinasi musik alternatif yang memukau dengan lirik yang puitis dan kontemplatif. Seperti lagu "Jatuh Cinta Itu Biasa Saja" yang meruntuhkan segala argumen romantisasi dalam percintaan dan pandangan orang-orang mengenai cinta itu buta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline