Lihat ke Halaman Asli

Ilmiawan

Mahasiswa

Ulang Tahun Sophia

Diperbarui: 14 Oktober 2022   18:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini Sophia berulang tahun yang ke sepuluh. Saya hendak membawakannya sebuah hadiah. Oleh karena saya tidak pandai memilih hadiah, maka saya menghubungi mantan istri saya. Saya menunggu agak lama, sepertinya dia belum bangun. Atau sedang menikmati seks di pagi hari dengan suami barunya yang lebih muda itu. 

Tapi ketika dia mengangkat telepon saya, suaranya serak. Tampaknya dia memang baru bangun. Saya langsung menodongnya dengan pertanyaan mengenai hadiah apa yang cocok untuk putri kami itu. 

Katanya dia juga belum membelikannya hadiah, malah dia juga bingung hendak membelikannya apa. Lantas saya langsung mematikan telepon ketika dia bertanya tentang keadaan saya. Saya tidak suka dia menanyai itu. Dia menceraikan saya karena dia mengira saya ini gila. Maka dengan hati saya menceraikannya. 

Saya langsung mengambil sarapan di kedai kopi Frank. Sepotong roti dan espresso. Jalanan cukup bersemangat pagi ini. Padat, tapi orang-orang di jalan tidak terlihat tergesa-gesa. 

Saya melihat seorang pengantar koran berkeliling dengan senyuman di wajahnya. Ada beberapa wanita paruh baya mengayuh sepeda dengan keranjang. Sebuah truk sedang menghantarkan pesanan susu untuk kedai Frank. Di seberang, saya melihat sebuah toko bunga. 

Pemiliknya adalah seorang wanita muda. Dia baru saja membalikkan papan di pintu kaca sebagai pertanda bahwa tokonya telah dibuka. Wanita itu senang sekali menyirami bunga-bunga kecil yang bergelantungan di etalase toko. 

Matanya benar-benar fokus pada setiap tanahnya, dia tak ingin ada bagian yang terlewatkan. Seperti sedang mematikan bara api dengan air di perkemahan. Setiap pagi tak pernah ia lewatkan kegiatan itu. Saya tak tahu itu bunga apa, tampaknya begitu berarti untuknya. 

Menu saya diantar oleh seorang gadis bernama Cecilia, nama yang tertempel pada baju di bagian dada kirinya. Dia tersenyum. Begitupun dengan saya. Dengan bersemangat saya bilang padanya bahwa hari ini adalah hari yang spesial karena anak saya ulang tahun. Dan dia ikut bergembira. Sembari menikmati sarapan, saya memperhatikan foto-foto Sophia di album telepon saya. Foto-foto itu selalu berhasil membuat saya tersenyum. Sehingga sarapan saya selalu nikmat karena kehadirannya. 

Setelah sarapan, saya mengendarai mobil saya sambil menyetel lagu-lagu The Smiths. Roda empat ini seakan melaju sendiri ke tempat yang saya inginkan, yaitu sekolah. Hari ini saya akan mengajar sampai pukul satu. Setelah itu saya akan mencari hadiah untuk Sophia. 

Sepanjang jalan menuju kelas saya di lantai dua, saya menyapa setiap mata yang saya tangkap. Beberapa anak-anak yang mengenal saya, mengucapkan selamat pagi. Entahlah, bagi saya hari ini begitu indah. Saking bersemangatnya, saya tak sengaja menabrak bahu seorang anak laki-laki. Dia meminta maaf, lantas saya bilang bahwa itu adalah kesalahan saya dan saya yang akhirnya minta maaf padanya. Kemudian kami berdua tersenyum dan melanjutkan langkah kami. Sesampainya di kelas, saya menyambut siswa-siswa saya dengan sepenuh hati. Saya berharap kebahagiaan yang saya punya juga dapat membuat mereka bersemangat untuk menerima materi yang akan saya sampaikan. 

Sebelum mengajar, saya sedikit bercerita tentang anak saya yang berulang tahun hari ini. Mereka dengan mantap menyimak. Saya bilang bahwa Sophia seumuran dengan anak-anak itu. Dan tentunya mereka akan dengan sangat senang berteman dengan Sophia. Pasalnya anak itu benar-benar lucu dan pintar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline